Suara.com - Siang itu, begitu mencekam bagi Abah Mamun (77). Warga kampung Barukaso, Desa Sukamulya Kecamatan Cugenang, Cianjur itu hampir tertimpa tiang penyanggah surau, saat gempa bumi magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022).
Saat berbincang dengan Suara.com, pria yang tengah mengenakan peci dan sarung itu menuturkan selepas salat dzuhur dirinya tidak langsung meninggalkan surau. Ia berdiam diri di surau biasa ia menjalankan ibadah.
"Itu saya lagi baca wirid, tiba-tiba bruk pada jatuh, saya pasrah," kata Ma'mun, Rabu (23/11/2022).
Abah Ma’mun saat itu hanya berserah kepada sang kholik. Sembari memejamkan mata, mulutnya terus melafazkan ayat suci Al Quran.
Baca Juga: Siapkan Bantuan, Kementerian PUPR Bakal Bangun Kembali Ribuan Rumah yang Rusak Akibat Gempa Cianjur
Meski demikian ia masih bertawakal dengan mengangkat tangan, sembari melindungi kepalanya.
“Alhamdulillah saya selamat, tapi masjidnya hancur, itu musala peninggalan bapak saya," ucapnya.
Abah Ma’mun kemudian merayap keluar. Mencoba mencari jalur evakuasi dari reruntuhan. Saat berhasil keluar, ia merasa takjub lantaran dirinya tak terluka sedikitpun.
"Alhamdulillah selamat, alhamdulillah nggak ada luka," tandasnya.
Pantauan Suara.com di lokasi, desa Abah Ma’mun cukup porak poranda akibat diguncang gempa. Reruntuhan puing bangunan bahkan menutup sebagian akses jalan.
Para warga di sana juga sangat memerlukan bahan pangan seperti beras, telur, hingga susu untuk bayi. Kebutuhan tersebut dianggap sungguh mendesak karena selama 3 hari belakangan, warga hanya mengkonsumsi mie instan.