Menteri Airlangga: Raja Minyak Punya Arab Saudi, Indonesia Bisa Jadi Raja Green Energy

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 23 November 2022 | 16:25 WIB
Menteri Airlangga: Raja Minyak Punya Arab Saudi, Indonesia Bisa Jadi Raja Green Energy
Keterangan Foto: Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat terbatas terkait Evaluasi Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan sejumlah menteri Kabinet Kerja di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/9/2022). [Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia punya potensi besar jadi negara raja energi menyusul Arab Saudi. Hal ini diakuinya dari limpahan cadangan minyak yang dimiliki Tanah Air.

Menteri Airlangga juga melihat bahwa Indonesia tak ada saingan dalam urusan potensi green energy.

"Saya tekankan di sini, kalau Arab Saudi rajanya fossil fuel, maka raja berikutnya adalah Indonesia, rajanya green energy. Ini dunia sudah melihat potensi green energy tidak ada satu negara yang bisa kalahkan Indonesia, kalau kita serius dan kalau PLN serius," katanya dalam PLN Local Content Movement for The Nation (Locomotion) 2022 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu.

Airlangga mengungkapkan hal tersebut lantaran semakin banyaknya investasi dan bantuan pembiayaan untuk mendukung transisi energi di Tanah Air.

Baca Juga: Arab Saudi Kalahkan Argentina, Pemain Dapat Hadiah Rolls Royce Seharga Rp8 Miliar?

Animo investor terlihat dari proyek kawasan industri hijau di Kalimantan Utara (Kaltara) hingga komitmen bantuan dari kemitraan G7+ untuk pendanaan transisi energi senilai 20 miliar dolar AS melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP).

"Alokasi JETP Indonesia mencapai 20 miliar dolar AS, padahal Afrika Selatan saja hanya 8,5 miliar dolar AS. Maka ini harus dimanfaatkan karena bentuknya investasi," katanya.

Airlangga menuturkan pihaknya juga terus memantau perkembangan proyek PLTA Kayan Cascade, di Kalimantan Utara. Proyek tersebut

Proyek PLTA Kayan Cascade merupakan bagian dari penjajakan pengembangan industri hijau di Kalimantan Utara dengan memanfaatkan energi dari PLTA.

"Intinya pemilik hydro akan bertukar dengan pemilik PLTU sehingga tentu ini salah satu mekanisme transisi energi yang belum pernah ada di dunia. Jadi Indonesia kembali jadi pionir," katanya.

Baca Juga: Ingin Berjaya Bak Arab Saudi, Kapten Jepang Minta Dukungan Se-Asia Jelang Lawan Jerman

Airlangga mengemukakan setelah kesuksesan memegang Presidensi G20, Indonesia menjadi negara sorotan dunia. Banyak negara dari seluruh dunia mengapresiasi Indonesia dan ikut menyampaikan komitmen untuk membantu Indonesia dalam perkembangan dan pembangunan ekonomi, termasuk dalam pengembangan energi hijau.

Tidak hanya di G20, KTT APEC di Bangkok juga mengangkat tema bio circular green economy, sehingga turut mendorong pengembangan energi baru terbarukan.

"Kita sudah lebih ahead (di depan), kita punya biofuel, belum lagi kalau kita dorong biomass. Biomass ini balik lagi ke ESDM maupun PLN agar offtake bisa diberikan lebih baik karena biomass energinya rakyat," katanya.

Selanjutnya, menurut Airlangga, energi berbasis metan juga akan potensi untuk dikembangkan di masa depan. Selain karena asalnya dari agrikultur, metan juga merupakan sumber energi yang dihasilkan dari kegiatan masyarakat (community based).

"Kalau PLN bisa bantu metan based, ini juga jadi sebuah hal luar biasa," kata Airlangga. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI