Kedelai Mahal, Moeldoko Kaget Lihat Tempe di Pasar: Kok di Sini Tipis Begini?

Farah Nabilla Suara.Com
Selasa, 22 November 2022 | 17:33 WIB
Kedelai Mahal, Moeldoko Kaget Lihat Tempe di Pasar: Kok di Sini Tipis Begini?
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat menerima audiensi Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) di gedung Bina Graha Jakarta, Kamis (3/11/2022). (KSP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko kaget ketika mengetahui bentuk tempe yang dijual di Pasar Los 3000 Batam, Kepulauan Riau.

Dalam kunjungannya meninjau pasokan dan harga komoditas pasar, Selasa (22/11/2022), Moeldoko bertanya-tanya ke pedagang soal ukuran tempe yang ia lihat.

"Kok di sini tempenya tipis begini?" tanya Moeldoko kepada seorang pedagang tempe.

"Kedelainya mahal, Pak," jawab pedagang tempe itu.

Moeldoko mengakui sampai saat ini ketergantungan Indonesia terhadap impor kedelai masih besar, sehingga saat situasi dunia bergejolak seperti sekarang ini membuat harga kedelai meroket dan Indonesia terkena imbasnya.

"Kondisi ini membuat produsen mengakali kualitas tempe agar harga jual tidak memberatkan pembeli," tambahnya.

Kunjungan Moeldoko di Pasar Los 3000 Batam untuk memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga komoditas pangan di pasaran. Dia menegaskan persoalan tingginya harga kedelai menjadi perhatian serius Pemerintah.

Menurut dia, Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet telah memerintahkan untuk memperluas area tanam kedelai dengan memanfaatkan lahan-lahan yang saat ini tidak produktif.

Sebagai tanaman sub-tropis, lanjutnya, kedelai tidak sulit ditanam di seluruh wilayah Indonesia, terlebih saat ini banyak varietas baru yang lebih mudah untuk dibudidayakan.

Baca Juga: Keseruan Electric Vehicle Funday di Jakarta

"Yang perlu dibangun adalah semangatnya. Semangat untuk menanam kembali kedelai. Nah, sekarang ini momentumnya sangat baik karena harga kedelai sedang tinggi, selain itu juga bisa menjadi penyeimbang dari kebutuhan impor," kata Moeldoko.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI