Lulusan UGM Dapat Pesan Nich dari Menaker: Jangan Ikut Nyumbang Pengangguran

Selasa, 22 November 2022 | 17:19 WIB
Lulusan UGM Dapat Pesan Nich dari Menaker: Jangan Ikut Nyumbang Pengangguran
Universitas Gadjah Mada (UGM) - (SuaraJogja.id/HO-UGM)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah memberikan pesan ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk tidak menyumbang angka pengangguran. Pesan ini disampaikan kepada para wisudawan lulusan UGM.

Dalam sambutannya, Ida menyampaikan harapannya agar lulusan UGM tidak menjadi bagian dari 1,2 juta lulusan S1 yang menganggur.

"Saya berharap UGM tidak menyumbangkan pengangguran di Indonesia," ucap Ida saat memberikan pembekalan kepada Calon Wisudawan Program Sarjana dan Diploma Periode I Tahun Akademik 2022/2023 UGM di Grha Sabha Pramana UGM Yogyakarta, Selasa (22/11/2022).

"Saya berharap lulusan UGM bukan (bagian) dari yang 1,2 juta lulusan S1 yang menganggur," sambungnya.

Baca Juga: Sebut Masih Banyak Sarjana dan Diploma yang Jadi Pengangguran, Menaker Upayakan Hal Ini

Ida menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pekerja di Indonesia didominasi oleh SDM dengan tingkat pendidikan SMP ke bawah dengan persentase mencapai 56 persen. Hal itu pun dinilainya ironi.

Sementara itu, pengangguran di Indonesia diisi oleh SDM dengan tingkat pendidikan lebih baik mulai dari SMA/SMK, diploma, diploma I, hingga diploma II.

"Ironi. Yang bekerja tingkat pendidikannya SMP ke bawah. Sementara yang menganggur justru didominasi yang tingkat pendidikannya lebih tinggi," tambahnya.

Masalah lapangan kerja, lanjutnya, menjadi tantangan terbesar bagi perguruan tinggi karena lulusan merasa tidak sesuai dengan lapangan kerja yang ada.

"Yang tidak berpendidikan dia mau bekerja apa saja, yang punya pendidikan tinggi dia akan milih-milih dan ternyata yang dipilih tidak ada sehingga lebih memilih menganggur daripada bekerja karena tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya," kata dia.

Baca Juga: Gandeng Fakultas Teknik UGM, Pupuk Kaltim Dukung Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Berikutnya, Ida menyebutkan bahwa 83 persen pekerja yang berpendidikan tinggi berada di lapangan usaha sektor tersier yang didominasi oleh usaha perdagangan dan jasa.

Mayoritas lulusan perguruan tinggi, kata dia, bekerja di sektor formal.

Fakta tersebut, menurutnya, merupakan indikasi positif bahwa semakin banyak lulusan perguruan tinggi maka akan semakin mendorong pertumbuhan sektor formal di Indonesia.

Pada Agustus 2022 jumlah penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 209,42 juta, dengan angkatan kerja mencapai 143,7 juta.

"Jumlah penduduk usia kerja yang besar ini merupakan tanda periode puncak garis demografi yang sedang kita alami," kata dia.

Lebih lanjut, Ida menyampaikan digitalisasi telah membawa perubahan terhadap jenis pekerjaan dan skill yang dibutuhkan di pasar kerja.

Menurut dia, tumbuhnya jenis pekerjaan baru membutuhkan kompetensi baru yang harus dikuasai tenaga kerja agar tidak tertinggal dalam persaingan global.

Tenaga kerja, kata dia, dituntut tidak hanya menguasai penguasaan teknologi, namun memiliki soft skill yang memadai.

Menurutnya, di era kemajuan teknologi saat ini soft skill sangat dibutuhkan karena hard skill bisa dipenuhi dengan teknologi, sementara soft skill tidak bisa diganti dnegan teknologi.

Oleh sebab itu, dibutuhkan pemikiran yang kreatif, inovatif, analitis, kritis, fleksibel dan kewirausahaan dari generasi muda saat ini agar bisa berdaya saing memasuki dunia kerja di era digital.

"Hal-hal ini harus menjadi highlight dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja di tengah kemajuan teknologi dan informasi," kata dia. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI