Suara.com - Wakil Ketua Komisi V DPR Roberth Rouw memberikan klarifikasi terkait sikapnya yang tertawa saat merespons gempa di ruang rapat bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG dan Basarnas. Terlebih saat dirinya tertawa menanggapi imbauan mitigasi dari Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Roberth beralasan ia maupun anggota DPR lain yang berada di ruangan sempat tertawa karena tidak mengetahui bagaimana untuk melakukan mitigasi yang seharusnya.
"BMKG semua di atas, apalagi kami anggota. Kami nggak tahu, ternyata begitu ibu ketua (kepala BMKG) sampaikan, ini harus turun (sembunyi di bawah meja), saya kan bilang benar," kata Roberth dalam rapaat di Komisi V, Selasa (22/11/2022).
"Ternyata saya tertawa, ternyata kami ini nggak tahu. Jangankan kami anggota dewan, yang di belakang sana juga tidak ada satupun yang ikut turun," sambung Roberth.
Baca Juga: Cerita Korban Selamat Gempa Cianjur: 6 Orang Keluarga Saya Masih Hilang, 3 Dewasa dan 3 Balita
Belakangan ia mengapresiasi respons cepat Kepala BMKG Dwikorita yang melalukan mitigasi gempa dengan bersembunyi di balik meja.
"Berarti ibu kepala ini betul-betul dia taat terhadap apa yang menjadi konsen di dalam. Selalu BMKG menyampaikan bagaimana tindakan-tindakan untuk menghadapi gempa," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad meminta sikap cengengesan Wakil Ketua Komisi V Roberth Rouw saat merespons gempa ketika rapat, tidak diperpanjang.
Dasco menilai sikap Roberth yang tertawa itu merupakan spontanitas.
"Itu bukan unsur kesengajaan dan itu juga spontanitas," ujar Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Baca Juga: Tawarkan Ayam Siap Saji ke Pengungsi Gempa Cianjur, Jokowi: Dimakan Ya, Masih Panas Itu
Dasco menyadari bahwa berlindung di bawah meja merupakan salah satu cara mitigasi pertama saat terjadi gempa. Tetapi menurut Dasco pengalaman itu jarang terjadi sehingga banyak spontanitas dalam merespons gempa.
"Karena ya jarang terjadi, ketika lagi rapat kemudian ada yang masuk di bawah kolong meja. Walaupun itu adalah SOP ketika kemudian terjadi hal-hal seperti itu. Oleh karena itu kami meminta hal ini juga tidak diperpanjang," kata Dasco.
Kendati begitu, Dasco meminta pimpinan Komisi V untuk melakukan introspeksi.
"Kita juga akan minta kepada pimpinan komisi terkait untuk juga introspeksi agar tidak terjadi kembali hal-hal seperti ini," ujar Dasco.
Anggota DPR Cengengesan
Wakil Ketua Komisi V DPR Roberth Rouw menjadi perbincangan warganet usai videonya di rapat dengar pendapat dengan kepala BMKG dan kepala Basarnas viral di media sosial. Roberth dinilai menganggap enteng guncangan gempa saat memimpin rapat pada Senin (21/11) siang.
Belakangan diketahui guncangan gempa itu berasal dari wilayah Cianjur dengan magnitudo 5,6. Roberth sendiri menyadari dan merasakan langsung guncangan gempa di ruang rapat Komisi V, Gedung Nusantara di Kompleks Parlemen Senayan, namun ia hanya meresponsnya dengan kekehan.
Dari tanyangan live di kanal YouTube Komisi V DPR RI Channel, Robert tampak tertawa ketika mengetahui adanya guncangan gempa pada pukul 13.21 WIB. Sebenarnya rapat baru saja dibuka oleh Roberth dan disiarkan langsung mulai pukul 13.14 WIB.
Dari tayangan tersebut, pergerakan kamera yang menyorot Roberth di meja pimpinan bahkan turut terguncang efek dari gempa. Tetapi respons awal Roberth memang hanya terkekeh-kekeh.
"Gempa (tertawa). Ini BMKG bikin gempa ini. Ini (tertawa)," kata Roberth sembari tertawa dikutip Selasa (22/11/2022).
Terpantau Roberth tidak berhenti terkekeh-kekeh selama 20 detik sejak kali pertama menyadari adanya guncangan gempa. Tawa Roberth sejenak mereda, ketika Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memberikan imbauan melalui pengeras suara.
"Mohon maaf, kalau ada gempa bersembunyi di bawah meja," imbau Dwikorita.
Mendengar imbauan sebagai mitigasi atas bencana gempa, Roberth bukan menuruti, ia bahkan malah menertawakan imbauan Dwikorita. Tidak hanya menertawakan, Roberth terkesan mengejek Dwikorita yang melakukan mitigasi gempa dengan bersembunti di balik meja ketika guncangan terjadi.
"Iya. Ini lihat ini, harus ikut kepala BMKG. Iya, kepala Basarnas belum ikut. BMKG sudah langsung masuk meja, iya (tertawa)," ucap Robert menanggapi imbauan Dwikorita.
Sebagai kepala BMKG yang kerap menangani bencana, Dwikorita tentu memahami mitigasi apa yang harus segera dilakukan begitu terjadi guncangan. Cara mitigasi itu yang kemudian coba diimbau kembali Dwikorita melalui mikrofon di ruang rapat.
"Mohon izin sebentar bapak. Seandainya ada lagi (gempa) mohon untuk masuk di bawah meja. Dan kalau sudah tenang sebaiknya kita keluar melalui pintu dibagi, yang sebelah sana pintu sana, sebelah sana pintu sana," kata Dwikorita.
Roberth kemudian langsung menanggapi dengan memberi informasi bahwa banya ada satu pintu keluar di ruang rapat.
"Nggak ada pintu lain lagi bu, satu pintu saja," kata Roberth yang disusul kembali dengan tawa.
"Oh saya pikir ada, berarti hanya, sebetulnya sebaiknya dua tapi oke lah. Mungkin kita, kita anu aja dulu, kita jalan dulu aja. Nanti kalau ada lagi, sembunyi lagi (di bawah meja). Terima kasih," jawab Dwikorita.
Imbauan untuk keluar meninggalkan ruangan kali ini didengarkan Roberth. Ia memutuskan melakukan skors rapat, tetapi sikap cengengesan Robert masih belum berhenti.
"Iya. Harusnya, harusnya kalau gempa begini kita keluar dulu ya. Tunggu mungkin 30 menit kemudian baru kita masuk lagi. Jadi saya skors, kita keluar dulu lah. (Tertawa) ya?" tanya Roberth meminta persetujuan anggota untuk skors rapat.
"Mumpung tenang, kita keluar dulu," imbau Dwikorita.
"Iya, iya, iya. Jadi saya skors ya," tutup Roberth sambil mengetuk palu si meja pimpinan tanda rapat berakhir dengan skors.