Peringatan Jokowi soal Politik Identitas Diamini Wakil Ketua DPR: Kita Sangat Dirugikan

Farah Nabilla Suara.Com
Selasa, 22 November 2022 | 15:48 WIB
Peringatan Jokowi soal Politik Identitas Diamini Wakil Ketua DPR: Kita Sangat Dirugikan
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad. (Dok: DPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peringatan Presiden Joko Widodo soal penggunaan politisasi agama di Pilpres 2024 diamini oleh Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad

Politisasi yang menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) ini dikhawatirkan akan terjadi di Pemilihan Presiden 2024. Oleh karena itu, Sufmi Dasco mengulang lagi peringatan Jokowi agar semua yang terlibat dalam Pilpres tak lagi menggunakan politik identitas.

"Kita pernah mengalami yang namanya politik identitas. Nah, tentunya hal ini kita sangat dirugikan. Rentan perpecahan di NKRI tercinta ini," kata Dasco di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa.

Oleh sebab itu, Dasco pun mengajak seluruh elemen bangsa tidak memainkan politik identitas dalam menghadapi kontestasi Pemilu 2024. "Saya mengajak juga kepada anak bangsa marilah kita tidak terpolarisasi," ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Blusukan ke Lokasi Gempa Bumi Cianjur Sampaikan Duka Cita

Selain untuk menghindari polarisasi, Dasco menyebut dengan tidak memainkan politik identitas jelang pemilu maka diharapkan bangsa Indonesia dapat bersatu dalam menghadapi dampak ancaman ekonomi global.

"Selain menghadapi Pileg dan Pilpres juga kemungkinan ancaman ekonomi, dampak dari ekonomi global yang mungkin akan juga terasa dampaknya di Indonesia," kata Dasco.

Sebelumnya, Senin (21/11), Presiden RI Jokowi mengingatkan para bakal calon presiden dan calon wakil presiden untuk tidak melakukan politisasi SARA menjelang Pemilu 2024.

"Debat silakan, debat gagasan, debat ide membawa negara ini lebih baik silakan. Tapi jangan sampai panas. Apalagi membawa politik-politik SARA. Tidak, jangan. Politisasi agama, tidak, jangan," kata Presiden Jokowi dalam Musyawarah Nasional ke-17 HIPMI, Surakarta, Jawa Tengah.

Dalam pidatonya itu, Jokowi berkali-kali menyerukan untuk tidak memanfaatkan isu agama dalam kontestasi politik. Bangsa Indonesia, kata Jokowi, pernah merasakan dampak buruk dari politisasi agama, maupun politisasi suku, ras atau golongan. Oleh karena itu, kata Jokowi, cara-cara berpolitik dengan memanfaatkan isu SARA harus dihindari.

Baca Juga: 'Tak Hanya Jadi Jago Kandang, Kita Juga Bisa Keluar', Kode Ganjar Pranowo Siap Jadi Bacapres Partai Lain?

"Lakukan politik-politik gagasan, politik-politik ide. Tapi jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas jangan," ujarnya berharap. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI