Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan Kejadian Luar Biasa Polio (KLB Polio) setelah ditemukannya kasus polio di Aceh. Lantas apa itu polio? Apa penyebab penyakit polio dan bagaimana cara pencegahannya?
Seorang anak berusia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh terkena kasus polio tipe 2. Menurut informasi, penderita polio di Aceh ini belum menerima vaksinasi apapun, sehingga Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tak terpenuhi.
Lantas, apa itu polio?
Polio atau Poliomyelitis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus polio. Mengutip Kemenkes, virus polio dapat berupa virus polio vaksin/sabin dan polio liat atau Wild Poliovirus.
Selain itu, polio juga disebabkan oleh virus polio berupa Vaccine Derived Poliovirus (VDPV), yakni virus polio vaksin/sabin yang mengalami mutasi. Virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
Polio dapat menyerang segala usia, namun paling rentan menyerang anak-anak dibawah lima tahun.
Virus polio menyebar melalui kontaminasi dahak atau air liur penderita yang dapat menyebar melalui makanan, minuman, atau tangan penderita.
Virus ini mulai menginfeksi manusia lewat perantara mulut atau hidung. Selanjutnya, virus polio akan berkembangbiak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan.
Bagaimana gejala polio?
Baca Juga: Sufmi Dasco Minta Pemerintah Perhatikan Ketersediaan Vaksin Polio
Gejala polio bervariasi mulai dari yang ringan hingga yang berat. Penderita yang memiliki gejala polio parah dapat mengalami kelumpuhan.
Gejala polio ringan antara lain:
- Demam
- Perasaan lelah dan lemas
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Kaku pada otot
Apabila virus polio mengenai saraf, virus tersebut dapat menginfeksi otak sehingga mengalami kelumpuhan fungsi otot-otot. Gejala kelumpuhan ini berlangsung selama 3-4 hari diikuti dengan tanda-tanda sebagai berikut:
- Nyeri otot yang sangat berat
- Kekakuan pada daerah leher dan tulang belakang, dengan atau tanpa kelumpuhan
- Kesulitan menelan
- Kesulitan bernapas
Pada sekitar 2-3 persen penderita polio, virus ini mengenai bagian saraf sehingga menyebabkan kelumpuhan tangan, kaki, dan pernapasan.
Dari penderita yang mengalami kelumpuhan, sekitar 2-5 persen kasus bisa mematikan dan setengahnya mengalami kelumpuhan permanen.
Untuk mendeteksi adanya virus polio, dokter perlu melakukan pemeriksaan lengkap termasuk tes swab dengan pengambilan sempel dari tenggorokan. Tak hanya itu, dokter juga perlu memeriksa sempel kotoran penderita.