Minta FIFA Depak Iran dari Piala Dunia, Pemain Iran: Kondisi Negara Kami Tidak Baik-baik Saja

Senin, 21 November 2022 | 15:02 WIB
Minta FIFA Depak Iran dari Piala Dunia, Pemain Iran: Kondisi Negara Kami Tidak Baik-baik Saja
Tim nasional Iran berpose untuk foto bersama jelang pertandingan persahabatan melawan Nikaragua di stadion Azadi di Teheran, pada 10 November 2022. AFP
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim sepak bola nasional Iran bersiap untuk menghadapi Inggris dalam pertandingan pembukaan Piala Dunia 2022 pada Senin (21/11/2022). Namun, mereka juga turut melakukan aksi protes atas kematian Mahsa Amini yang terus berlanjut di kota-kota Iran.

Menyadur Sky News, kerusuhan setelah kematian perempuan berusia 22 tahun dalam tahanan polisi moralitas Iran telah berkembang menjadi tantangan terbesar bagi pemimpin yang berkuasa selama beberapa dekade.

Sejak kematian Nona Amini, selebritas dan bintang olahraga Iran vokal menyuarakan dukungan mereka melawan pemerintah.

Awal bulan ini, sekelompok atlet dan mantan olahragawan Iran mengumumkan bahwa mereka tidak punya pilihan selain melawan negara mereka sendiri dan menuntut agar Iran ditarik dari Piala Dunia 2022 di Qatar.

Baca Juga: Link Siaran Ulang Pembukaan Piala Dunia Qatar 2022 Nan Megah

Bek Ehsan Hajsafi menjadi anggota pertama tim nasional Iran yang speak up dari Doha—salah satu lokasi pertandingan Piala Dunia—untuk mendukung protes anti-pemerintah di negaranya.

"Mereka harus tahu bahwa kami bersama mereka. Dan kami mendukung mereka. Dan kami bersimpati dengan mereka terkait kondisi tersebut," kata pemain AEK Athens itu dalam konferensi pers.

"Kami harus menerima kondisi di negara kami sedang tidak baik-baik saja dan rakyat kami tidak senang. Kami di sini, tapi bukan berarti kami tidak boleh menjadi suara mereka atau kami tidak menghormati mereka."

Mantan juara dunia gulat junior dan pelatih tim nasional Sardar Pashaei berkata: "Kami menghubungi FIFA dan kami mengatakan cukup sudah."

"Kami percaya bahwa Iran membunuh pengunjuk rasa. Mereka harus dilarang sampai kita memiliki negara demokratis seperti negara lain di dunia," ucapnya.

Baca Juga: Pejabat FIFA Mengaku Gay saat Jumpa Pers Piala Dunia 2022 Qatar

Mantan juara karate Mahdi Jafargholizadeh, yang mengatakan dia disiksa oleh otoritas negara pada tahun 2004 sebelum kemudian melarikan diri saat berada di Jerman, menyoroti alasan utama mengapa dia yakin tidak ada lebih banyak perhatian dunia terhadap Iran.

"Sepak bola adalah cara terbaik untuk berbagi suara kami," katanya.

"Sama sekali tidak ada koneksi internet antara di dalam dan di luar Iran, jadi bagaimana orang bisa mendengar kami?"

Sardar Azmoun, penyerang bintang tim sepak bola nasional Iran dan di antara mereka yang disebutkan dalam skuat yang bermain di Qatar, telah angkat bicara meski mendapat tekanan dari pemerintah.

"Paling buruk saya akan dikeluarkan dari tim nasional," tulisnya di Instagram.

"Tidak masalah. Saya akan mengorbankan itu untuk sehelai rambut di kepala wanita Iran. Cerita ini tidak akan dihapus. Mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan. Memalukan Anda karena membunuh dengan begitu mudah; hidup wanita Iran."

Legenda sepak bola Iran Ali Daei juga vokal dalam mendukung protes tersebut.

Mantan pemain dan manajer itu memposting di Instagram: "Tanah air saya Iran berarti: keluarga saya, ayah dan ibu saya, putri saya dan rekan senegaranya adalah saudara laki-laki dan perempuan saya, saya pasti akan tinggal bersama mereka selamanya."

"Alih-alih represi, kekerasan dan penangkapan rakyat Iran, selesaikan masalah mereka."

Mantan kapten tim Iran Ali Karimi telah berbicara kepada 14 juta pengikut Instagram-nya.

Dia memposting di platform: "Berharap untuk kelahiran kembali tanah air kita, Iran."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI