Suara.com - Setidaknya lima orang terbunuh dan 25 terluka setelah pria bersenjata melepaskan tembakan di dalam sebuah klub gay di negara bagian Colorado, Amerika Serikat pada Sabtu malam.
Seorang terduga pelaku berada dalam tahanan kepolisian dan sedang dirawat karena mengalami sejumlah luka. Dua orang "pahlawan" di klub itu melumpuhkan si penyerang, kata polisi.
Tempat bernama Club Q di Colorado Springs, menulis di Facebook bahwa mereka "merasa hancur oleh serangan yang tidak masuk akal" terhadap komunitasnya.
- Penembakan Texas: Bagaimana serangan senjata membentuk anak-anak sekolah Amerika Serikat?
- Penembakan massal di peringatan kemerdekaan AS, 'kejadian ini sudah jadi tradisi mingguan di Amerika'
Presiden AS Joe Biden mengatakan warga Amerika "tidak bisa dan tidak boleh menoleransi kebencian".
Baca Juga: Pesan Keluarga Korban saat Bertemu Pelaku Penembakan Massal Parkland: Semoga Kamu Terbakar di Neraka
Polisi meminta orang-orang bersabar saat pihaknya sedang bekerja untuk mengidentifikasi para korban dan merampungkan data jumlah korban, sembari menambahkan bahwa beberapa orang memeriksan diri mereka ke rumah sakit.
Kepolisian menerima panggilan darurat adanya penembakan pada pukul 23:57 waktu setempat pada hari Sabtu (19/11).
Terduga pelaku ditemukan di dalam klub itu. Dua senjata api ditemukan di lokasi kejadian, dan si penyerang diduga menggunakan senapan panjang.
Polisi tidak menyebutkan motif dari si penembak, tapi penyelidikan akan menjelaskan apakah tindakan itu bentuk kejahatan rasial, dan apakah ada lebih dari satu orang yang terlibat.
Juru bicara departemen pemadam kebakaran mengatakan para korban telah dibawa ke rumah sakit dengan sangat cepat.
Baca Juga: Penembakan Massal di Thailand, Saksi Mata: Dia Gunakan Pisau Sebesar Telapak Tangan
Sementara FBI yang dekat dengan Denver berkata pihaknya sedang membantu kepolisian setempat menangani peristiwa ini.
Kepala polisi, Adrian Vasquez berterima kasih kepada dua pengunjung klub yang turun tangan menghentikan si penambak.
"Bukti awal dan pemeriksaan mengindikasikan bahwa pelaku memasuki Club Q dan langsung menembaki orang-orang yang ada di dalam saat dia bergerak maju ke dalam klub tersebut," kata Adian saat konferensi pers, Minggu (20/11).
"Saat terduga pelaku ada di dalam klub, dua pria pemberani yang juga ada di dalam menghadang dan melawan pelaku. Mereka berhasil menghentikan si pelaku yang terus mencoba menembaki yang lain. Kami berutang terima kasih yang sangat besar kepada mereka."
Sebuah pernyataan di halaman Facebook Club Q juga mengucapkan terima kasih "atas reaksi cepat dua pelanggan heroik yang melumpuhkan penembak dan mengakhiri tembakan."
Klub ini sedang menyelenggarakan sebuah pesta dansa malam itu, dan merencanakan untuk mengadakan acara pada Minggu malam untuk merayakan Hari Peringatan Transgender.
Joshua Thurman, 34 tahun, ada di klub saat penembakan terjadi.
Mulanya dia mengira tembakan itu adalah bagian dari suara musik, katanya kepada media online Colorado Sun. Tapi dia akhirnya lari untuk berlindung di ruang pakaian.
"Saat saya keluar, orang-orang tergeletak di lantai, pecahan kaca berserakan, gelas hancur berkeping-keping, dan banyak orang menangis," imbuhnya.
"Tidak ada yang sama sekali mencegah laki-laki itu masuk. Kenapa ini harus terjadi? Kenapa? Kenapa orang-orang ini harus kehilangan nyawa mereka?"
Thurman, yang tinggal dekat dengan klub, mengatakan klub itu adalah bagian penting dari komunitas gay lokal. Dia meyakini mengenal satu orang yang terbunuh itu.
Wali Kota Colorado Springs, John Soothers, menyebut kejadian itu sebuah tragedi.
"Kami adalah komunitas yang kuat yang telah menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi kebencian dan kekerasan di masa lalu, dan kami akan melakukannya lagi," ucapnya.
Terduga pelaku yang ditahan bernama Anderson Lee Aldrich, berusia 22 tahun.
Pada tahun 2015, tiga orang terbunuh dan sembilan orang terluka dalam sebuah penembakan di klinik Planned Parenthood di Colorado Springs.
Warga Colorado telah menyaksikan penembakan massal lainnya, termasuk di supermarket di Boulder pada tahun 2021 di mana sepuluh orang terbunuh.
Gubernur Colorado, Jared Polis --seorang gay, memuji keberanian orang yang menghadang pria bersenjata, karena itu artinya menyelamatkan nyawa yang lain."
"Colorado berdiri bersama komunitas LGBT dan setiap orang yang terdampak oleh tragedi ini, serta mereka yang berduka," tulisnya dalam unggapan di Facebook.
Dalam sebuah pernyataan dari Gedung Putih, Presiden Joe Biden mengatakan: "Tempat-tempat yang seharusnya aman, tidak boleh berubah menjadi tempat yang penuh teror dan kekerasan. Tapi ini telah sering terjadi. Kita harus menyingkirkan ketidakadilan yang berkontribusi pada kekerasan terhadap orang-orang LGBT+."
Halaman Facebook milik Club Q banjir komentar dan ucapan belasungkawa dari seluruh dunia.
Seorang pengguna menulis bahwa klub ini "seperti rumah" untuknya selama bertahun-tahun, dan dia "benar-benar hancur" mengetahui kabar tersebut.
"[Saya] bertemu dengan banyak sekali orang-orang hebat, saya bertemu suami saya di sana. Kenangan itu memiliki tempat khusus di hati saya. Semua orang disambut dengan ramah dan baik selama bertahun-tahun," tulisnya.
"Saya sangat terpukul dengan berita ini," komentar lain menambahkan.
"Club Q ada di hati setiap warga sejak lama. Saya marah dan merasa hancur atas apa yang terjadi."
Pada tahun 2016, sebanyak 49 orang terbunuh dan lebih dari 50 orang terluka dalam sebuah insiden penembakan di klub gay, Pulse di Orlando, Florida. Pada waktu itu, peristiwa tersebut adalah penembakan massal paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat.