Suara.com - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan meminta Hotman Paris Hutapea, selaku pengacara mantan Kapolda Sumber Irjen Pol Teddy Minahasa untuk tidak terlalu banyak bicara hingga membuat masyarakat bingung.
"Sebaiknya, Hotman membuktikan ketidakterlibatan kliennya sesuai fakta hukum di pengadilan," ujar Edi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (19/11/2022).
Hal ini disampaikan Edi menyusul ada upaya untuk mengaburkan kepemilikan barang bukti lima kilogram sabu-sabu dengan tersangka Irjen Pol Teddy Minahasa.
"Kami melihat ada upaya yang tujuannya untuk mengaburkan kepemilikan lima kilogram sabu-sabu untuk menepis keterlibatan Teddy Minahasa," kata dia.
Baca Juga: Irjen Teddy Minahasa Klaim Serahkan Sabu ke Jaksa, Pengacara AKBP Doddy: Dia Kurang Sehat
Edi mengatakan Teddy Minahasa yang mencabut berita acara pemeriksaan (BAP) pertama dan BAP kedua serta membuat pengakuan baru merupakan hak sebagai tersangka untuk membela diri.
Tapi, kata dia, harus diingat bahwa semua bukti bukti keterlibatan Teddy Minahasa yang dimiliki kepolisian merupakan bukti digital dan kesaksian tersangka lainnya juga sangat kuat.
Pengakuan Teddy Minahasa yang menyebut hanya bercanda untuk menukar lima kilogram sabu-sabu dengan tawas juga sulit diterima karena komunikasi lewat whatsapp bukan hanya sekali, tapi berulang kali.
Kata Hotman Paris
Polda Metro Jaya menetapkan Teddy Minahasa sebagai tersangka karena diduga memerintahkan untuk menukar barang bukti lima kilogram sabu-sabu dengan tawas kepada mantan Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara yang ikut menjadi tersangka dalam kasus ini.
Baca Juga: Perintah Tukar Sabu dengan Tawas dari Teddy Minahasa Cuma Bercanda, Pengacara AKBP Doddy: Lucu!
Barang bukti itu merupakan bagian dari barang bukti kasus narkoba yang diungkap oleh Polres Bukittinggi, Sumatera Barat.
Sementara itu, Hotman Paris Hutapea, pengacara Teddy Minahasa mengatakan perintah kepada AKBP Dody untuk menukar barang bukti sabu-sabu dengan tawas hanya bercanda.
Hotman Paris Hutapea di Mako Polda Metro Jaya, Jumat mengatakan saat itu Teddy Minahasa sedang mengetes AKBP Dody yang kala itu menjabat Kapolres Bukit Tinggi.
"Itu biasa begitu pimpinan mengetes anggota, itu biasa begitu pimpinan mengetes dan ternyata tidak ada satu saksi pun mengatakan bahwa tawas itu diganti dengan narkoba," ujar Hotman.
Hotman mengatakan tidak ada barang bukti narkotika yang ditukar dengan tawas.
Hotman mengatakan barang bukti narkotika yang dijadikan barang bukti dalam kasus yang menjerat Teddy Minahasa tidak ada kaitannya dengan kliennya.
Diminta Ganti Pengacara Agar Sesuai Skenario
Sebelumnya tersangka kasus narkoba jenis sabu, Irjen Teddy Minahasa diduga memerintahkan eks Kapolres Bukittinggi AKBP Doddy Prawiranegara untuk mengganti pengacaranya. Keterangan itu disampaikan oleh pengacara AKBP Doddy, Adriel Purba di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022).
Adriel mengatakan jika kliennya dipaksa untuk mengganti pengacara terkait kasus narkoba. Perintah Irjen Teddy itu disampaikan melalui ayah AKBP Doddy yakni Irjen (Purn) Maman Supratman.
"Pak TM menelpon, saya sudah dapat info valid. Sudah saya pastikan itu, saya sudah konfirmasi kepada Irjen Pol Maman bapak daripada klien saya AKBP Doddy," ujar Adriel.
Alasan Irjen Teddy meminta AKBP Doddy untuk mengganti pengacaranya, menurut Adriel, ialah agar kasus pidana narkoba jenis sabu yang kini menjeratnya bisa berjalan sesuai dengan skenario yang sudah dia atur.
"Isinya untuk mengganti saya menjadi pengacaranya, mengganti saya dan ikut skenarionya," ucap Adirel.
Adriel menambahkan, alasan lain Irjen Teddy agar pengacara AKBP Doddy diganti ialah agar skenario yang ia rancang berjalan dengan mulus dan membuat dirinya seolah-olah tidak bersalah.
"Kan dia (Teddy Minahasa) ini pengen tidak bersalahkan," jelas Adriel.