Kelakar Fahri Hamzah: Partai Politik Sekarang Pakai Logika Dagang!

Sabtu, 19 November 2022 | 10:34 WIB
Kelakar Fahri Hamzah: Partai Politik Sekarang Pakai Logika Dagang!
Politisi Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menyebut Papua sebagai alternatif lokasi yang paling pas dijadikan ibu kota baru Indonesia (akun instagram @fahrihamzah).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengkritisi partai politik habis-habisan. 

Fahri Hamzah menyebutkan bahwa para pendiri partai atau petinggi partai kini sudah seperti pedagang, bukan menjajakan ideologi.

"Partai politik ada krisis ini, lihat saja partai politik kan harusnya lembaga intelektual kan pendiri harunya pemikir pemilik ideologi," ungkap Fahri Hamzah di kanal YouTube Zulfan Lindan Unpacking Indonesia.

"Di indonesia dulu seorang tokoh nasionalis besar Soekarno mendirikan partai nasionalis seorang sosalis seperti Syahrir mendiriikan PSI, Pak natsir ideologi Islam mendirikan Masyumi, ini orang jago berpikir yang mendirikan partai," imbuhnya.

Baca Juga: Pro Kontra Usulan Nomor Urut Parpol di Pemilu Tak Diubah: Dalih Agar Pemilih Ingat, Banjir Protes

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah [SuaraSulsel.id/Dokumentasi Gelora]
Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah [SuaraSulsel.id/Dokumentasi Gelora]

Membandingkan dengan partai politik sekarang, Fahri Hamzah menyebutkan bahwa ideologi bukan lagi yang utama.

Dia lebih lanjut menyebut partai politik belakangan bernalar bak pedagang.

"Tapi kalau kita lihat hari ini, ini kan pedagang yang mendirikan parta politik atau sebenarnya tergerus oleh logika pedagang, bagaimana enggak kena krisis partai?" imbuhnya.

Hal ini yang kemudian membuatnya bersama Anis Matta membentuk partai baru.

Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah saat itu mendaftar pemilu di kantor KPU, Minggu (7/8/2022). (Suara.com/Novian)
Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah saat itu mendaftar pemilu di kantor KPU, Minggu (7/8/2022). (Suara.com/Novian)

"Maka kita buat partai politik, dulu saya berharap PKS bisa, tapi udah kena krisis. Feodalismenya dahsyat ada kelompok tertentu yang sulit dikiritik," ungkap Fahri yang sebelumnya memang berasal dari PKS.

Baca Juga: 4 Hal Sepele yang Bisa Membuat Kita Bangkrut dalam Berwirausaha

"Maka akhirnya kita buat partai, kita siapkan buku dari sebelum dan setelah republik, kelompok ketiga, lalu buat buku arah baru bagaimana kita meng set up negara ini," imbuhnya.

Fahri menyebutkan bawa logika berdagang partai sepeeti megutamakan tokoh ketimbang pola pkir. Kondisi ini yang membuat proses politik menjadi bersifal lebih transaksional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI