Keren! Mahasiswa UI Gagas Panel Surya Gulung dari Limbah Plastik, Sudah Juara di Asia Tenggara

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Sabtu, 19 November 2022 | 09:59 WIB
Keren! Mahasiswa UI Gagas Panel Surya Gulung dari Limbah Plastik, Sudah Juara di Asia Tenggara
Ketiga mahasiswa FTUI yang menggagas Parasol Afra Moedya Abadi, Tiffany Liuvinia, dan Yosep Dhimas Sinaga. (Foto: Humas UI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia atau FTUI menggagas panel surya gulung. Alat yang diberi nama Printable Alternative Solar Roll (Parasol) itu memanfaatkan limbah plastik sebagai salah satu komponennya.

Ketiganya adalah Afra Moedya Abadi, Tiffany Liuvinia dan Yosep Dhimas Sinaga dari Departemen Teknik Kimia FTUI angkatan 2020.

"Pembuatan Parasol dilatarbelakangi beberapa hal, pertama karena Indonesia menjadi penyumbang limbah plastik terbesar di dunia," ujar Yosep Dhimas Sinaga dalam keterangannya di Depok, Sabtu (19/11/2022).

"Kedua, berkaitan dengan krisis energi terutama dengan panel surya silikon yang beredar di Indonesia masih ada kekurangan," Yosep menambahkan.

Baca Juga: Produsen Dinilai Tak Jujur dalam Penanganan Limbah Plastik

Dari kedua latar belakang tersebut, mereka akhirnya tergerak untuk membuat Parasol.

Inovasi panel surya alternatif ini dirancang dalam bentuk plastik gulung yang praktis, fleksibel dan semi transparan.

Dalam kerjanya Parasol memanfaatkan prinsip perovskite solar cell dengan nilai efisiensi yang mampu bersaing dengan panel surya konvensional.

Pemilihan sampah plastik PET (polyethylene terephthalate) karena paling mudah ditemukan serta didaur ulang dengan biaya yang tidak terlalu tinggi. Hal ini juga selaras dengan prinsip PARASOL yang fleksibel.

Cara Kerja Parasol

Baca Juga: Bertemu Parlemen Jerman, Komisi VII Bahas Perubahan Iklim dan Krisis Energi Global

Parasol memiliki cara kerja yang mirip seperti panel surya silikon pada umumnya, yaitu memanfaatkan sinar matahari. Keunggulannya Parasol memiliki bentuk yang praktis dan dapat bekerja pada kondisi minim cahaya matahari.

Manufakturnya yang lebih sederhana membuat Parasol memiliki harga jauh lebih terjangkau dibandingkan panel surya konvensional.
Selain itu, Parasol merupakan panel surya yang lebih ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah plastik PET sebagai salah satu komponennya.

Selain itu, sampah PET pun merupakan sumber pencemaran tertinggi dari semua jenis sampah plastik. Maka, potensi untuk dimanfaatkan kembali menjadi lebih sangat besar.

Juara

Berkat desain Parasol, tim UI berhasil menjuarai kompetisi ESG Symposium 2022 "Hacks to Heal Our Planet: ESG Idea Pitching" Regional Competition yang diselenggarakan oleh PT Siam Cement Group (SCG).

Pada tingkat nasional, tim UI terlebih dahulu mengalahkan 230 tim dari Indonesia sebelum melaju ke tingkat regional.

Pada kompetisi ESG 2022 di tingkat regional, Tim UI kembali berjaya setelah mengalahkan lima tim lain dari beberapa negara Asia Tenggara yang mewakili negaranya masing-masing. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI