Korban Penganiayaan Anak Irwasda Polda Kaltara Tak Kunjung Terima Hasil Visum

Sabtu, 19 November 2022 | 05:15 WIB
Korban Penganiayaan Anak Irwasda Polda Kaltara Tak Kunjung Terima Hasil Visum
Yusnawati, pada Jumat (18/11/2022) mengaku belum menerima hasil visum anaknya, FB (19) yang dianiaya oleh RC putera seorang perwira polisi di Kaltara. [Suara.com/Muhammad Yasir]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yusnawati ibu kandung FB (16), korban dugaan penganiayaan RC (19) mengaku sebagai anak polisi, mempertanyakan hasil visum anaknya. 

Sejak diperiksa Sabtu 12 November silam, hasil visum FB belum keluar. Adapun RC, dalam kasus itu, mengaku sebagai anak Irwasda Polda Kalimantan Utara.

"Hasil visum itu udah seminggu yang lalu dimulai hari Sabtu kejadian itu sampai sekarang belum ada hasil" kata Yusnawati kepada wartawan, Jumat (18/11/2022).

Yusnawati mengaku telah berulang kali menanyakan hasil visum anaknya kepada penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan. Namun, penyidik mengklaim belum menerima hasilnya dari pihak rumah sakit. 

"Saya sudah berulang kali minta ke penyidik tapi belum ada hasil sampai sore tadi, katanya belum ada dari rumah sakit ngeluarin," ungkap Yusnawati. 

Menolak Damai

Yusnawati sebelumnya menegaskan telah memaafkan perbuatan RC. Namun, dia menyatakan akan tetap memproses hukum kasus ini agar memberikan efek jera terhadap pelaku.

"Kita tetap ingin melanjutkan secara hukum. Kalau damai kita nggak mau damai, biar ada efek jera," kata Yusnawati kepada wartawan, Kamis (17/11/2022).

Menurut Yusnawati, Irwasdan Polda Kalimantan Utara selaku orang tua RC telah menyampaikan permintaan maaf lewat pesan singkat WhatsApp pada Rabu (16/11/2022) kemarin. Namun, dia menyayangkan permohonan maaf itu baru disampaikan setelah kasus dugaan penganiayaan ini ramai diberitakan di media nasional. 

Baca Juga: Pekan Depan, Polisi Panggil Pemuda yang Diduga Aniaya Anak Irwasda Polda Kaltara

"Jadi kita baru dihubungi saat media nasional mengangkat. Sebelum media nasional ngangkat kami tidak ada diajak mediasi dari pihak bimbel maupun orang tua terlapor. Baru ada setelah sudah tershare di media," ungkapnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI