Jokowi Incar Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2036, Diskakmat Ahli Politik Internasional: Biayai IKN Saja Sulit

Kamis, 17 November 2022 | 19:54 WIB
Jokowi Incar Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2036, Diskakmat Ahli Politik Internasional: Biayai IKN Saja Sulit
Presiden Joko Widodo saat konferensi pers di Nusa Dua, Bali [Tangkap Layar Youtube Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia sudah mengakhiri masa presidensi G20 pada Rabu (16/11/2022) dan menyerahkan kepemimpinan berikutnya kepada India.

Presiden Joko Widodo pun menyampaikan sejumlah hal pasca perhelatan internasional tersebut, termasuk soal keinginannya agar Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.

Seperti dilihat di akun Twitter-nya, Jokowi awalnya menyinggung soal pentingnya olahraga untuk kesehatan."(Olahraga) dapat mempersatukan dunia, terutama pada saat ini," ujar Jokowi menambahkan, dikutip Suara.com, Kamis (17/11/2022).

Karena itulah Jokowi kemudian membahas sederet agenda olimpiade dan paralimpiade yang bisa menjadi cara menekankan pentingnya netralitas politik melalui pesta olahraga.

Baca Juga: Momen Xi Jinping Marahi PM Kanada di Bali karena Bocorkan Percakapan ke Media

"Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan kesediaan dan kesiapan Indonesia sebagai Tuan Rumah Olympics 2036 di Ibu Kota Nusantara (IKN)," tutur Jokowi.

Logo Olimpiade terpampang pada pintu masuk gedung Komite Olimpiade Internasional di Lausanne, Swiss, pada 8 Juni 2020 (AFP/FABRICE COFFRINI)
Logo Olimpiade terpampang pada pintu masuk gedung Komite Olimpiade Internasional di Lausanne, Swiss, pada 8 Juni 2020 (AFP/FABRICE COFFRINI)

Hal yang sama kembali ditegaskan Jokowi sebagai caption unggahannya. Dengan demikian Indonesia bersiap menjadi tuan rumah pesta olahraga berskala internasional setelah tahun 2018 lalu menjadi tuan rumah Asian Games.

Jelas saja kesiapan Jokowi ini mendapat beragam respons publik, apalagi karena menawarkan IKN yang pembangunannya masih menimbulkan pro dan kontra.

Salah satu yang mengkritiknya adalah Ahli Politik dan Kebijakan Luar Negeri Asia Tenggara di International Institute for Strategic Studies (IISS), Aaron Connelly.

Dalam cuitannya yang menanggapi langsung postingan Jokowi, Aaron menyoroti pembiayaan pembangunan IKN yang saat ini masih macet.

Baca Juga: Sempat Terjebak di antara Pemimpin Negara, Tour Guide KTT G20 Dapat Pujian Langsung dari Presiden AS Joe Biden

"Masih kesulitan mendapatkan cukup biaya untuk memulai pembangunan di proyek ibu kota barunya, Presiden Jokowi sekarang mengincar menjadi tuan rumah Olimpiade di sana," tulis Aaron.

Cuitan Ahli Politik dan Kebijakan Luar Negeri Asia Tenggara dari International Institute for Strategic Studies (IISS), Aaron Connelly, mengkritik kesiapan Presiden Joko Widodo alias Jokowi agar Ibu Kota Nusantara (IKN) Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2036. (Twitter/@ConnellyAL)
Cuitan Ahli Politik dan Kebijakan Luar Negeri Asia Tenggara dari International Institute for Strategic Studies (IISS), Aaron Connelly, mengkritik kesiapan Presiden Joko Widodo alias Jokowi agar Ibu Kota Nusantara (IKN) Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2036. (Twitter/@ConnellyAL)

Skakmat ala Aaron ini membuat pendapat warganet terbelah. Apalagi karena IKN sendiri belum benar-benar siap, ditambah dengan bayang-bayang utang besar bagi negara penyelenggara pesta olahraga.

"Jangan mengada-ada deh Pak @jokowi. Gila, uang darimana Pak? Mau utang lagi? Lebih baik benahin fundamental utama negara ketimpangan/kemiskinan, bukan hal remeh-temeh kaya olympic. Mungkin ga pernah baca laporan The Economist, lihat tuh, Brazil bangkrut abis jadi host piala dunia," kritik warganet.

"Menurutku sih dia pinter. Membangun kota baru sekaligus membangun fasilitas olahraga. Olimpiade bisa jadi kunci untuk mengundang investor-investor baru dan sponsor. Ini juga bisa mendorong ekonomi Indonesia Timur," komentar warganet.

"Tapi menurut aku ini langkah putus asa dari pemerintah. Udah banyak cara dilakukan buat mendekati negara lain biar mau investasi di ibu kota baru tapi gagal, makanya sekarang dia nyoba cara lain. Tapi buat investasi dengan kondisi ekonomi kayak sekarang jelas susah. Habis pandemi, ancaman perang, perubahan iklim," timpal yang lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI