Suara.com - Rudal S-300 milik Ukraina jatuh di Przewodow, Lublin Voivodeship, yang merupakan perbatasan Polandia dan Ukraina pada Selasa (15/11/2022). Tercatat ada dua korban meninggal akibat jatuhnya rudal S-300 ini.
Rusia sempat disalahkan atas jatuhnya rudal ini karena S-300 merupakan buatan mereka. Rudal S-300 dibuat untuk menembak jatuh pesawat, drone dan rudal jelajah dan balistik yang masuk ke teritori suatu negara. Yuk simak penjelasannya berikut ini.
Mengenal Rudal S-300
Menyadur Reuters, S-300 awalnya dikembangkan oleh Uni Soviet dan pertama kali dioperasikan pada akhir 1970-an setelah satu dekade pengembangan. Beberapa versi misil digunakan S-300 dengan kemampuan teknis dan jangkauan yang berbeda.
Baca Juga: Presiden Prancis: KTT G20 Kirim Pesan Jelas Untuk Hentikan Perang Rusia - Ukraina
Menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), kisaran maksimum rudal standar adalah 150 km (93 mil) dan hulu ledak berbobot 133-143 kg (293-315 lb). Namun belum diketahui secara jelas versi mana yang mungkin digunakan dalam insiden di Przewodow, wilayah Polandia yang berbatasan dengan Ukraina.
Rudal dari sitem S-300 ini dimaksudkan untuk menembak jatuh pesawat, drone, serta rudal jelajah dan rudal balistik yang masuk. S-300 dilengkapi dengan sistem panduan untuk mengunci target secara otomatis, bahkan beberapa rudal individu dapat ditembakkan secara bersamaan ke berbagai sasaran.
Siapa yang Gunakan S-300?
Rudal S-300 merupakan senjata tua era Soviet yang masih digunakan oleh Ukraina dan Rusia yang saat ini berperang. Jens Stoltenberg yang merupakan sekretaris Jenderal NATO mengatakan rudal itu kemungkinan digunakan sebagai rudal pertahanan udara Ukraina.
Namun menurut Stoltenberg, Rusia memikul tanggung jawab utama atas insiden tersebut karena telah menginvasi Ukraina yang memicu perang hingga kini berlangsung selama 9 bulan.
Baca Juga: Poin Penting Isi Deklarasi G20, Bahasan Konflik Rusia-Ukraina Paling Pelik
Senjata ini digunakan oleh Rusia dan Ukraina serta 18 negara lain termasuk anggota NATO yakni Yunani, Slovakia dan Bulgaria. Menurut data, Rusia selama ini diduga menggunakan rudal dari sistem S-300 tak sesuai fungsinya karena digunakan untuk menyerang sasaran darat selama perangnya di Ukraina.
Hal tersebut mengindikasikan pasokan rudal Moskow kemungkinan mulai menipis. Pasalnya Moskow telah menjual S-300 ke Venezuela, China, Iran dan Mesir dan negara-negara lainnya. Rusia telah mengerahkan S-300 di Suriah dan menempatkannya di Semenanjung Crimea, wilayah yang diserobot Moskow dari Ukraina pada tahun 2014.
Di sisi lain, Amerika Serikat kukuh mengatakan rudal S-300 adalah karena serangan dari Rusia. Pasalnya AS tidak memiliki informasi baru yang menunjukkan bahwa rudal S-300 tersebut dari Ukraina.
AS tetap yakin bahwa Rusia yang harus disalahkan. Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terus menegaskan bahwa negaranya tidak berada di balik insiden fatal tersebut.
Kontributor : Trias Rohmadoni