Suara.com - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak menjalankan komitmennya memberikan trauma healing bagi korban Tragedi Kanjuruhan. Padahal PSSI usai menjalani pemeriksaan di Komnas HAM menyatakan, salah satu pertanggung jawaban mereka akan memberikan trauma healing bagi para korban.
Ingkarnya PSSI diungkap oleh Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan selaku pendamping Aremania yang jadi korban Kanjuruhan. Dia menyatakan komitmen PSSI hanya retorika belaka.
"Retorika saja itu. Tidak ada," kata Andy saat konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Menteng Jakarta Pusat, Kamis (17/11/2022).
Dia menyatakan selama ini trauma healing bagi para korban diberikan mereka selaku pendamping.
Baca Juga: Kritik Pedas Ketua Umum PSSI Soal Tragedi Kanjuruhan, Bintang Emon Bilang Begini
Andy mengungkapkan pasca Tragedi Kemanusian Kanjuruhan yang mengakibatkan 135 orang meninggal, masih menyisakan duka mendalam bagi para korban dan keluarga. Para korban masih trauma dengan peristiwa tersebut.
Andy bahkan mengatakan banyak dari para korban tidak mendapatkan perhatian yang serius.
"Ada banyak korban yang masih mengalami trauma secara psikologis. Dan juga belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah," kata Andy.
Janji PSSI
Sebelumnya Anggota Komite Eksekutif atau Exco PSSI, Sonhadji, saat selesai menjalani pemeriksaan oleh Komnas HAM menyatakan berkomitmen memberikan trauma healing bagi para korban. Hal itu sesuai dengan permintaan Komnas HAM.
Baca Juga: PSSI, KONI dan Menpora Gelar Sarasehan Suporter, Tujuannya Untuk Ini
"Dari PSSI Insya Allah, Senin depan akan dibuat posko trauma healing di Malang yang akan menangani masyarakat yang terdampak, sampai dengan tenaga medis," ujar Sonhadji di Kantor Komnas HAM, Jakarta pada Kamis (13/10/2022) lalu.