Megawati Pernah Nekat Usung Jokowi Meski Elektabilitas Kalah Saing, Bakal Terulang di Puan vs Ganjar?

Kamis, 17 November 2022 | 17:17 WIB
Megawati Pernah Nekat Usung Jokowi Meski Elektabilitas Kalah Saing, Bakal Terulang di Puan vs Ganjar?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri selama dua jam di Batutulis, Bogor, Jawa Barat. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hingga kini PDI Perjuangan belum menentukan bakal calon presiden untuk tahun 2024. PDIP biasanya menegaskan hak penentuan bacapres ada di tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Bila merujuk hasil survei elektabilitas, Ganjar Pranowo lah yang berpotensi besar diusung PDIP. Namun tampaknya PDIP lebih memilih untuk mengusung Puan Maharani kendati hasil survei elektabilitasnya yang sangat rendah.

Hal inilah yang banyak disorot publik, termasuk oleh jurnalis senior Bambang Harymurti dan politikus senior PDIP Panda Nababan di kanal YouTube Total Politik.

Dalam kesempatan itu, Bambang dan Panda membahas kisah-kisah lama di internal PDIP. Termasuk keberanian Megawati mengusung Joko Widodo, baik di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 maupun Pemilihan Presiden 2014 kendati elektabilitasnya masih anjlok.

Baca Juga: Survei: Bila Ganjar Pranowo Direbut Golkar, PDIP Bisa Gigit Jari Kehilangan Banyak Suara

"Waktu itu, poll-poll pendapat itu semua Foke di atas Jokowi kan? Tapi Mega berani mengambil keputusan yang mungkin kalah, ya dia berani kalah lah kasarnya," ujar Bambang, dikutip Suara.com, Kamis (17/11/2022).

Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI 2012 (Wikipedia)
Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI 2012 (Wikipedia)

Sebagai pengingat, saat itu Fauzi Bowo selaku gubernur petahana mencalonkan diri lagi untuk periode kedua. Sedangkan PDIP mencalonkan Jokowi yang diduetkan bersama Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.

Namun Panda rupanya tidak kaget dengan fenomena ini. "Mega itu punya feeling politik. Jokowi belum masuk di survei, belum ada di bursa-bursa. Tapi maksud aku ada kekhasan Mega ini," jelas Panda.

Aksi "judi" ala Megawati ini ternyata tidak berhenti di kemenangan Jokowi-Ahok di DKI Jakarta. Sebab Megawati bahkan merelakan potensinya untuk maju lagi di Pilpres 2014 meski Jokowi juga kalah saing dari Prabowo Subianto.

"Saat itu popularitas Prabowo nggak ada yang ngalahin dan Jokowi belum tinggi-tinggi amat. Tapi pada saat akhir Ibu Mega memutuskan tidak maju (dan) memajukan Jokowi," ungkap Bambang melanjutkan.

Baca Juga: Puji Kekompakan Ganjar dan Gibran, Jhon Sitorus Sindir Edy Rahmayadi: Gubernur Merasa Tersaingi...

Panda lalu mengaku sempat mempertanyakan juga keputusan Megawati tersebut. "Aduh Panda, aku ini udah tua, udah nenek-nenek. Tiga kali lagi kalah," ucap Panda menirukan balasan Megawati tersebut.

Politikus senior PDIP Panda Nababan. (YouTube/Total Politik)
Politikus senior PDIP Panda Nababan. (YouTube/Total Politik)

Pernyataan Megawati itu seketika diterima oleh seluruh kader PDIP yang semula sempat mendesak agar sang ketua umum maju di Pilpres 2014.

"Yang relevan, saat itu hasil jajak pendapat Jokowi jauh di bawah Prabowo. Tapi Mega berani ambil keputusan itu," kata Bambang.

Kondisi itulah yang kemudian dibandingkan dengan saat ini. Namun Panda tidak menjawab ketika disinggung perihal apakah PDIP dan Megawati siap mengambil keputusan di luar hasil survei elektabilitas.

Namun Panda mengingatkan bahwa Megawati sangat tegas perihal pencapresan yang merupakan hak prerogatifnya. "Artinya yang betul-betul mengatakan, 'Jangan bicara capres-capres lah. Bicara dulu ini'," tutur Panda.

Eros Djarot Sebut Megawati Pentingkan Kemenangan

Megawati dan Eros Djarot [kolase]
Megawati dan Eros Djarot [kolase]

Politikus senior Eros Djarot ikut menanggapi soal sosok bacapres yang akan ditunjuk PDIP. Ketua Umum Gerakan Bhinneka Nasionalis (GBN) itu menilai Megawati tidak akan serta-merta mempertimbangkan status putrinya, Puan Maharani, yang masuk bursa bacapres.

Eros menilai Megawati lebih mementingkan kemenangan partai alih-alih mengupayakan putrinya, apalagi karena elektabilitas Puan yang kalah jauh dari Ganjar.

"Saya kenal Mega. Winning is everything for her," tegas Eros, dikutip dari WartaEkonomi.co.id -- jaringan Suara.com.

Sementara terkait Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang seperti menjadi "anak kos" di internal partai sendiri juga, menurut Eros, adalah strategi untuk menaikkan elektabilitasnya.

"Indonesia itu senangnya film India, melodrama. Jadi, siapa pun yang dizalimi itu pasti mendapat simpati," kata Eros.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI