Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Kemaritiman), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan ia terpaksa menentang keinginan sang ayah demi melanjutkan cita-cita menjadi seorang tentara.
Dalam perbincangannya di channel Youtube Agak Laen Official, Luhut menyebut ayahnya awalnya tidak setuju ia mendaftar untuk menjadi seorang tentara dan lebih menginginkan sang putra melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas.
“Saya maunya masuk Akademi Militer, tetapi ayah saya maunya saya harus ke ITB [Institut Teknologi Bandung],” ungkap sang menteri. “Saya mendaftar [ke ITB] juga tetapi kebetulan diterima di Akmil lebih dulu.”
Ia menegaskan bahwa keinginan menjadi seorang tentara begitu kuat dalam dirinya sehingga ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di akademi.
“Iya, saya sendiri [yang berkeinginan kuat menjadi tentara]. Ayah saya tidak suka saya menjadi tentara.”
Luhut juga menceritakan awal mula munculnya keinginan untuk mengangkat senjata. Menurutnya, ia mulai terinsipirasi oleh satuan militer ketika usianya masih kecil.
“Dulu, waktu periode Permesta [Perjuangan Rakyat Semesta], RPKAD [Resimen Para Komando Angkatan Darat] mendarat di Pekanbaru pada tahun 1958. Saya bertemu mereka di Rumbai. Saya ingat malam-malam, saya masih SD. Itu membuat saya ingin masuk tentara.”
Menurut Luhut, pertemuannya dengan pasukan RPKAD begitu membekas dan mendorongnya untuk bergabung ke satuan militer. Terlebih, dengan jumlah pasukan yang kecil, RPKAD mampu dengan cepat “mengontrol keadaan” di Pekanbaru.
“Mereka menguasai Pekanbaru dengan jumlah yang kecil, dan mereka bisa segera mengontrol Pekanbaru,” ia mengisahkan.
“Jadi masa kecil kita melihat sesuatu yang berkesan, dan itu berkesan,” tambahnya.
Luhut Binsar Pandjaitan sendiri lahir di Toba Samosir, Sumatra Utara, pada 28 September 1947.
Ia menyelesaikan pendidikannya di SMAK 1 Penabur Bandung, dan pada tahun 1967, bergabung dengan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).
Dalam Kabinet Kerja Jilid II, ia menjabat sebagai Menko Kemaritiman. Sebelumnya, ia juga pernah ditunjuk untuk menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2000-2001 ketika Indonesia dipimpin oleh Abdurrahman Wahid.