Suara.com - Sebuah kapal tanker minyak yang terafiliasi dengan miliarder asal Israel diserang oleh drone pembawa bom di lepas pantai Oman.
Usai peristiwa itu, Al Jazeera mengatakan Amerika Serikat mencurigai serangan itu didalangi oleh Iran.
"Setelah meninjau informasi yang ada, kami yakin Iran kemungkinan melakukan serangan ini dengan menggunakan UAV [unmanned aerial vehicle atau drone]," kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, dalam sebuah pernyataan.
Serangan itu terjadi pada hari Selasa (15/11) di lepas pantai Oman, menurut Komando Pusat AS, atau CENTCOM.
“Serangan [drone] terhadap kapal sipil di selat maritim yang penting ini menunjukkan, sekali lagi, sifat tidak stabil dari aktivitas jahat Iran di kawasan itu,” kata komandan CENTCOM, Jenderal Michael “Erik” Kurilla, pada Rabu.
Kurilla mengidentifikasi kapal yang diserang sebagai kapal berbendera Liberia, Pacific Zircon. Tanker itu dioperasikan oleh Eastern Pacific Shipping yang berbasis di Singapura dan merupakan perusahaan yang dimiliki oleh miliarder Israel, Idan Ofer.
Dalam sebuah pernyataan, Eastern Pacific Shipping mengatakan Pacific Zircon, yang saat itu membawa solar, "terkena proyektil" sekitar 240 kilometer di lepas pantai Oman.
“Kami sedang berkomunikasi dengan kapal dan tidak ada laporan cedera atau polusi. Semua kru aman dan lengkap,” kata perusahaan itu. “Ada beberapa kerusakan kecil pada lambung kapal tetapi tidak ada tumpahan muatan atau masuknya air.”
Meski belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, seorang pejabat Israel yang berbicara secara anonim kepada Reuters mengatakan bahwa Iran berada di balik serangan itu. Menurut sumber tersebut, serangan tersebut dilakukan menggunakan jenis drone yang sama dengan jenis yang dipasok ke Rusia.
Sementara itu, kantor berita Iran, Nournews, yang berafiliasi dengan badan keamanan tertinggi negara itu, menyalahkan Israel atas serangan tersebut dan menuduh kejadian itu sebagai gangguan menjelang Piala Dunia di Qatar yang dimulai pada Minggu.