Gus Dur dan Megawati Pernah Dekat Bak Kakak Adik, Berakhir Rusak Gegara Dua Sosok Ini

Kamis, 17 November 2022 | 08:02 WIB
Gus Dur dan Megawati Pernah Dekat Bak Kakak Adik, Berakhir Rusak Gegara Dua Sosok Ini
Gus Dur dan Megawati (Kolase)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Megawati Soekarno Putri dan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur disebut sempat sedekat kakak beradik.

Kedua tokoh politik yang bertentangan dengan orde baru ini juga sempat berada di kursi puncak presiden dan wakil presiden yang keempat. Sayangnya, hubungan dekat mereka berakhir karena pengaruh politik dua orang sosok.

Hal ini diceritakan sendiri oleh politikus senior Panda Nababan dalam perbincangannya di Total Politik.

Panda menyebutkan mulanya Gus Dur dan Megawati sangat dengan bak kakak beradik. Kedua tokoh tersebut sering kali mengunjungi berbagai tempat bersama-sama.

Baca Juga: Ganjar vs Puan, Pengamat Prediksi Megawati Tak Akan Usung Anak Sendiri Nyapres, Mengapa?

Namun situasi politik akhirnya membuat kedekatan kedua tokoh tersebut renggang.

Gus Dur dan Megawati (Kolase)
Gus Dur dan Megawati (Kolase)

Bermula dari Pembentukan Poros Tengah

Pada pemilu tahun 1999, PDI Perjuangan mendapatkan suara tertinggi dengan kemenangan telak 34 persen. Kendati menang telak, rupanya tak membuat Megawati Soekarnoputri sebagai punggawa PDIP menempati puncak kekuasaan.

Megawati mulanya berpeluang besar terpilih menjadi presiden, namun dengan terbentuknya poros tengah dia akhirnya hanya bisa menempati posisi kedua.

Poros tengah sendiri adalah koalisi yang berisi sekelompok orang pendukung Gus Dur di mana digagas oleh Amien Rais.

Baca Juga: Momen Unik Gala Dinner KTT G20, PM Inggris dan Kanada Nongkrong Hingga SBY-Mega Duduk Semeja

Dalam hal ini, Panda Nababan menyebutkan bahwa tidak terpilihnya Megawati sebagai presiden adalah buah dari penghianatan dari Akbar Tanjung dan Amien Rais.

Keduanya juga yang disebut-sebut jadi pemecah kedekatan antara Megawati dan Gus Dur.

"Itu sih soal pengihianatan itu, Akbar Tanjung harus tanggung jawab, waktu itu aku ikut berunding waktu itu Akbar meminta dukungan dari kita [PDIP] untuk menjadi Ketua DPR, kita kasih lah seratus kursi, waktu itu kursi kita ada 130-an" ungkap Panda.

"Dengan janji dia akan mengusahakan 100 kursi ke Mega, tapi tidak terjadi, alasan dia banyak yang tidak setuju perempuan jadi presiden," imbuhnya.

Padahal menurut Panda, 100 kursi dari PDIP sudah memberikan suara untuk menjadikan Akbar Tanjung sebaga Ketua DPR RI.

Hingga kemudian munculah poros tengah yang dibesut oleh Amien Rais untuk mendukung Gus Dur.

"Keduanya ke Amien Rais, waktu itu Amien Rais lah yang mengotaki istilah poros tengah yang kemudian memisahkan Gus Dur dari Mega," kata Panda Nababan.

"Padahal [sebelumnya] dekat sekali, udah kayak kakak beradik lah, aku sendiri jadi saksi bagaimana ke Ciganjur Mega bagaimana dia ke Kebagusan, bagaimana sama-sama ke Blitar ke Tebu Ireng," ujar politikus senior, Panda Nababan.

Mendengar Gus Dur mau jadi presiden, mulanya Megawati tak percaya di mana orang dekatnya malah ikut menyingkirikan Mega sendiri.

Gus Dur dan Megawati (Kolase)
Gus Dur dan Megawati (Kolase)

"Aku sampai disuruh Mega nanya Gus Dur, beneran mau enggak?" kata Panda.

Gus Dur menyatakan bahwa dia tak ingin ada perpecahan karena ketidak setujuan tokoh islam dengan presiden perempuan. Dengan begitu, Megawati akhirnya ditempatkan sebagai wakil presiden.

Sayangnya pada 23 Juli 2001, Gus Dur malah digulingkan MPR yang diketui Amien Rais di mana digantikan oleh Megawati sebagai presiden kelima.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI