Suara.com - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) kembali menggelar Perpusnas Writers Festival atau PWF pada 16-22 November 2022. Bukan hanya menjadi tempat pembaca saling bertemu, acara tersebut juga menjadi kesempatan pembaca bisa berdialog bersama penulis.
Hal tersebut disampaikan oleh penulis atau novelis yang sukses dengan Novel Negeri 5 Menara, Ahmad Fuadi.
"Acara Perpusnas Writers Festival ini membuat Perpusnas tidak hanya menjadi tempat bersua pembaca, tetapi tempat penulis bertegur sapa dengan pembaca," kata Ahmad di Teater Perpustakaan Nasional, Jakarta, pada Rabu (16/11/2022).
Menurutnya, pengalaman menulisnya didapatkan dari pembiasaan diri dan belajar terus menerus. Selain itu, Ahmad juga mengatakan bahwa membaca itu menjadi pengalaman intim antara suara penulis dan pembaca yang mendengarkan suara yang ingin disampaikan.
Baca Juga: Lakukan 4 Kebiasaan Kecil Ini agar Hidupmu Berubah Menjadi lebih Baik!
"Menulislah dari hati agar sampai ke hati pembaca," terang penulis novel Ranah 3 Warna yang telah dialihwahanakan dalam bentuk film ini.
Eka Kurniawan, penulis novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, mengamini apa yang disampaikan Ahmad. Eka menyampaikan pengalaman menulisnya dimulai dari kebiasaan membaca. Ia mengaku tidak permah terpikirkan sebelumnya untuk menjadi penulis.
"Yang terpikirkan, ya, cita-cita lain seperti anak-anak kecil dan remaja pada umumnya. Tapi memang saya senang membaca dan mendengarkan dongeng," tuturnya.
Di sisi lain, Eka juga melihat potensi banyaknya cerita yang bisa ditulis di Tanah Air.
"Dua ratus tujuh puluh juta masyarakat bisa menulis karena setiap orang punya pengalaman masing-masing. Bayangkan bila satu persen saja menulis, akan kaya sekali keragaman dan cara pandang kita pada suatu hal," paparnya.
Baca Juga: Titik Terang Misteri Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Bukan Meninggal Kelaparan dan Mobil Dijual
Sementara itu, Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama, dan Humas, Sri Marganingsih, menyampaikan peran Perpusnas untuk mendorong berbagai elemen masyarakat dalam menciptakan konten informasi.
"Dengan segala informasi pengetahuan dan pengalaman dari para narasumber, akan menjadi amunisi untuk membentuk dan membangun kemampuan dalam bidang kepenulisan, sehingga pada gilirannya akan lahirlah karya-karya bermutu untuk dapat dibukukan dan disebarluaskan ke masyarakat," ucapnya.
Di saat yang bersamaan, Pemimpin Redaksi Perpusnas Press, Edi Wiyono berharap agar kegiatan Perpusnas Writers Festival ini dapat menjadi ruang media bagi para penulis dan pembaca. Ia juga mau kalau kegiatan itu bisa terus berlanjut di masa mendatang.
"Mudah-mudahan kegiatan ini bisa terus berkelanjutan dengan tentunya segala inovasi yang akan hadir di sana, sehingga harapan kepada para pembaca dan penulis Indonesia bisa terakomodir dengan kegiatan ini," ucap Edi.
Perpusnas Writers Festival pada hari kedua, 17 November 2022, akan diisi kegiatan bincang inkubator literasi. Pada hari ketiga, PWF akan diisi peluncuran dan diskusi buku Leksikon Gerakan Indonesia Menulis dan Saatnya Duta Baca Bicara. Hari keempat diisi talkshow kepenulisan yang akan menghadirkan penulis yang berasal dari cendikiawan, birokrat dan ASN.
Cendikiawan Yudi Latif dan Direktur Utama Balai Pustaka, Achmad Fachrodji akan mengisi sesi ini, serta ASN, Thoriq ramadhani. Sedangkan pada hari terakhir, kegiatan akan diisi dengan workshop kepenulisan yang menghadirkan dua mentor kepenulisan Benny Arnas dan Annisa Khairunnisa.