Suara.com - Bank Mandiri secara konsisten terus menghadirkan beragam solusi transaksi digital bagi nasabah, salah satunya melalui finansial super app Livin’ by Mandiri. Terbaru, Bank Mandiri menghadirkan layanan global di Livin’ by Mandiri yang memungkinkan nasabah dan calon nasabah menggunakan nomor handphone negara setempat, fitur ini dapat diakses oleh WNI di Malaysia, Hongkong, Singapura, Arab Saudi, Korea Selatan, Jepang, Australia, Belanda, United Kingdom, Amerika Serikat, dan ratusan negara lainnya.
SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi, mengatakan layanan ini merupakan salah satu solusi dan strategi Bank Mandiri untuk dapat menyapa secara langsung masyarakat Indonesia di berbagai belahan dunia. Selain itu, Bank Mandiri lanjut Thomas menilai besarnya potensi transaksi diaspora Indonesia yang dilakukan untuk keluarga atau kerabat yang ada di Tanah Air. “Dengan kehadiran Livin’ by Mandiri, jarak geografis tidak lagi menjadi halangan. Sekarang, mau kirim-kirim duit atau bayar-bayar keperluan keluarga di Indonesia bisa sat set sat set, semua beres. Makin praktis,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (16/11/2022).
Thomas menjelaskan, nasabah yang ingin melakukan transfer dana melalui Livin’ bisa memilih untuk melakukan transfer baik ke sesama rekening Bank Mandiri ataupun bank lainnya. Limit transaksi di Livin’ by Mandiri mencapai Rp 300 juta dalam satu kali transfer ke sesama rekening Bank Mandiri.
Sementara untuk transfer ke bank lain dengan BI Fast, selain biaya transfer yang murah untuk transaksi yang real time 24/7, metode ini juga menawarkan limit harian sebesar Rp250 juta yang bisa dilakukan dalam satu kali transaksi di Livin’ by Mandiri. “Kami menawarkan limit transfer yang besar, ini memudahkan pedagang yang mau kirim-kirim uang dalam jumlah besar. Cukup dengan sekali kirim, tak perlu berkali-kali,” terangnya.
Baca Juga: PNM Berhasil Raih 3 Penghargaan BUMN Branding & Marketing Award 2022
Dengan limit transaksi yang besar, hingga 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan aplikasi bank lainnya, Livin’ by Mandiri juga menyediakan lebih dari 2500 pilihan biller pembayaran. Nasabah dapat dengan mudah melakukan seluruh pembayaran dengan mudah, cepat dan aman, mulai dari PLN, BPJS, pajak, kartu kredit, telko, asuransi, internet dan TV kabel, properti, PDAM, pendidikan, tagihan supplier, dan juga e-commerce. “Untuk nasabah yang melakukan transaksi pembelian di Tokopedia, Livin’ by Mandiri memberikan kemudahan berupa smart payment, nominal tagihan akan langsung muncul di Livin’, satu kali klik pembayaran selesai, praktis dan mudah kan,” paparnya.
Nasabah Bank Mandiri pengguna Livin’ juga dapat merasakan kemudahan mengatur e-wallet di Livin’ by Mandiri mulai dari cek saldo hingga top up semua e-wallet langsung dari Livin’ by Mandiri. “Untuk top up e-wallet juga cukup mudah, nggak perlu bingung cari kode perusahaan e-wallet, tidak perlu lagi copy-paste kode, nasabah juga dapat menghubungkan akun e-wallet favorit mereka ke Livin’. Ditambah juga bisa mengatur top up secara otomatis sesuai dengan kebutuhan,” jelas Thomas.
Tidak hanya unggul dalam atur-atur e-wallet, Livin’ by Mandiri juga memiliki keunggulan dalam pengelolaan Mandiri e-money, market leader kartu uang elektronik yang menguasai market share sebesar 70% pasar di Indonesia. Dengan adanya Livin’, top up atau isi ulang saldo e-money bisa dilakukan dengan praktis dimana pun kapan pun dalam hitungan detik, tanpa biaya tambahan.
Bukan hanya itu, di Livin’ by Mandiri nasabah juga dapat cek saldo dan riwayat transaksi rekening secara langsung. “Dengan Livin’ by Mandiri tidak perlu lagi repot atur-atur tanggal, tinggal swipe-swipe bisa cek hingga lebih dari 12 bulan ke belakang. Fitur-fitur ini merupakan upaya kami untuk dapat mengakomodir seluruh kebutuhan transaksi finansial nasabah dengan lebih ringkas dan cepat,” pungkasnya.
Keunggulan Livin’ by Mandiri terlihat dari jumlah download aplikasi yang mencapai lebih dari 18 juta kali dan kemampuan melayani 1.381 juta transaksi dalam sembilan bulan pertama tahun ini dengan nilai transaksi menembus Rp1.716 triliun, atau tumbuh sekitar 50% year on year.
Baca Juga: Belum Ada Kejelasan Soal Data MyPertamina yang Retas Bjorka, Kata Pakar Keamanan Siber Datanya Cocok