Sinergi dalam Menjaga Ketersediaan dan Kestabilan Harga Beras di Jakarta

Rabu, 16 November 2022 | 18:37 WIB
Sinergi dalam Menjaga Ketersediaan dan Kestabilan Harga Beras di Jakarta
Penyaluran beras program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH). (Dok: Pemprov DKI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemprov DKI Jakarta bersama pemerintah pusat terus berupaya menjaga ketersediaan dan kestabilan harga pangan di Jakarta. Pemprov DKI menugaskan PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) untuk menjaga pasokan beras di Jakarta. Bersama Perum Bulog, FSTJ pun berkomitmen menjaga stabilitas harga pangan, khususnya beras, melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).

Direktur Utama PT FSTJ, Pamrihadi Wiraryo, menyatakan, salah satu upaya yang dilakukan adalah menambah pasokan beras ke pasar, bekerja sama dengan Koperasi Pedagang Pasar Induk Cipinang (KOPPIC), Persatuan Penggilingan Padi (PERPADI), dan Badan Pangan Nasional (BPN).

Dia mengungkapkan, penyaluran beras KPSH melibatkan 64 pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dan sudah disalurkan 1.400 ton pada Oktober 2022. Pihaknya pun menargetkan penyaluran beras 3.000 ton per minggu.

“Melalui penambahan pasokan per minggu 3.000 ton, kami yakin akan menahan kenaikan harga beras. Kita juga meemantau terus menerus berdasarkan pencatatan harga beras, meski cenderung mengalami kenaikan,” ujarnya.

Baca Juga: Tak Mau Kalah Saing dengan Dedi Mulyadi, Anne Ratna Mustika Tancap Gas: Langsung Bertemu Warga di Aksi Pangan Murah

Pamrihadi menjelaskan, pihaknya akan memperkuat penyediaan cadangan pangan, seperti gabah dan beras. Bahkan, menyediakan beras fortifikasi pada 2023 mendatang, dalam rangka mendukung program ketahanan pangan.

Pihaknya juga akan terus melanjutkan pengembangan budidaya tanam untuk beberapa area dengan luas 1.000 hektare, selain memperkuat program kontrak farming dengan daerah penghasil beras seluas 10.000 hektare.

"Pada dasarnya kami siap menjadi garda terdepan bila terjadi krisis pangan pada masa mendatang serta mencari sumber pendanaan selain Penyertaan Modal Daerah (PMD)," katanya.

Menurut Pamrihadi, selain beras, cadangan pangan seperti gula pasir, tepung terigu, minyak goreng, jagung, serta kopi akan tetap terjaga dan terpenuhi. Pihaknya berkomitmen menjaga keseimbangan dan keterjangkauan harga, suplai pangan, distribusi berkesinambungan, serta standarisasi harga dan kualitas.

"Rencana kerja 2023, kami telah mendapatkan dukungan dari anggota dewan. Dalam hal ini, kami mendapatkan PMD sebesar Rp 89 miliar," terangnya.

Baca Juga: Indofood Bahas Bisnis Inklusif Menuju Ketahanan Rantai Pasokan di Forum B20

Pamrihadi menambahkan, pihaknya sedang berproses mengubah badan hukum dari Perseroan Terbatas (PT) Food Station Tjipinang Jaya menjadi Perseroan Daerah (Perseroda). Perubahan badan hukum ini untuk mengoptimalkan upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, melalui berbagai upaya dari hulu sampai hilir.

"Kami diamanatkan untuk memperdalam dan menjabarkan tentang proses kerja dari hulu sampai hilir," ucapnya.

Terkait pemasaran, sambung Pamrihadi, saat ini pihaknya sedang melakukan penetrasi pasokan ke Kalimantan Timur, bekerja sama dengan PT Sinar Pangan Borneo yang mengusung brand FS Borneofood.  

"Diharapkan tahun depan kita dapat menjamah seluruh wilayah Kalimantan, ditambah Bali. Kami juga sedang menyiapkan kerja sama dengan calon pembeli dari Arab Saudi, agar perluasan market kita bisa ke mancanegara," tuturnya.

Tinjauan Ke Cipinang

Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, bersama Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan, dan Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, meninjau Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, pada 7 November 2022. Turut hadir pula Kepala Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri, Perum Bulog, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, serta pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Tinjauan bersama tersebut dalam rangka monitoring serta memastikan ketersediaan beras dan stabilitas harga, baik di tingkat produsen maupun konsumen. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta bersama pemerintah pusat turut memastikan implementasi program KPSH berjalan lancar dan makin dimasifkan. Dengan demikian terjamin ketersediaan beras dengan kualitas yang baik, di samping stabilitas harga beras tetap terjaga dan terjangkau oleh masyarakat Jakarta.

"Kami bersama Pak Menteri mengecek kepastian beras medium tersedia untuk program KPSH. Sehingga Food Station (BUMD Cluster Pangan DKI Jakarta) dan Kepala Badan Pangan memastikan bahwa itu sudah tersedia. Kita tahu di sini semuanya tersedia beras medium KPSH," ungkap Heru.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan pula, melalui program KPSH, atau dulu disebut Operasi Pasar, di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Jakarta, pemerintah bersama para pemangku kepentingan berupaya untuk mengantisipasi lonjakan harga beras di tingkat konsumen. Program KPSH merupakan realisasi dari Tiga Pilar Ketahan Pangan yang ditugaskan kepada Bulog, yaitu ketersediaan, keterjangkauan serta stabilitas.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menjelaskan, program KPSH yang terbukti efektif ini dilakukan sepanjang tahun oleh Bulog, guna mengantisipasi lonjakan harga beras di tingkat konsumen. Ia pun menambahkan bahwa Jakarta akan mendapatkan pasokan pangan yang berlimpah, sehingga dipastikan harganya stabil dan terjangkau.

"Seperti yang disampaikan Pak Pj Gubernur dan Pak Mendag, pertama kita akan mobilisasi stok dari Sulawesi Selatan. Sudah terkonfirmasi, stok dari Makasar kita geser sekitar 6.000 ton, dari NTB 9.845 ton, kemudian dari Bulog sekitar 14.000 ton. Jadi, Jakarta ini akan kebanjiran stok sebentar lagi," paparnya.

Menurut Arief, harga beras medium program KPSH ini sebesar Rp 8.900 di Pasar Induk Cipinang, dan Rp 9.300 di pasar-pasar turunan. Kemudian, sekitar 153 pasar yang ada di Jakarta akan diguyur juga beras medium ini. Dengan demikian, ia berharap, pasokan dan harga beras di Jakarta akan stabil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI