Taiwan Pastikan Investasi Chip Masih Aman

Diana Mariska Suara.Com
Rabu, 16 November 2022 | 12:44 WIB
Taiwan Pastikan Investasi Chip Masih Aman
Ilustrasi chip. [Слава Вольгин/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin Taiwan, Tsai Ing-wen, mengecam rumor yang beredar mengenai adanya risiko berinvestasi di industri semikonduktor di pulau itu dan meyakinkan pemerintah bekerja keras untuk memastikan investasi di sektor itu berlanjut.

Taiwan, yang merupakan negara asal dari perusahaan pembuat chip terbesar di dunia, TSMC, memiliki peran yang besar dalam ketersediaan chip yang dipakai di berbagai hal, termasuk mobil, smartphone, hingga jet tempur. TSMC juga merupakan pemasok utama bagi perusahaan besar seperti Apple.

Namun, situasi yang memanas dalam beberapa bulan terakhir, yang dipicu oleh ancaman dari militer China menyusul kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi, ke Taiwan pada bulan Agustus, menimbulkan kekhawatiran di antara para pelaku industri chip di pulau itu.

Dalam pertemuannya dengan ASML, yang merupakan pemasok peralatan utama untuk perusahaan chip asal Eropa, Tsai memastikan pemerintah melakukan upaya-upaya untuk menjamin keamanan di industri ini.

“Pada saat ini, ketika dunia memperhatikan dan mengkhawatirkan Taiwan, saya sangat berterima kasih kepada ASML karena telah berinvestasi di Taiwan dengan tindakan nyata,” kata Tsai, seperti dilaporkan oleh Al Jazeera pada Rabu (16/11).

“Saya yakin [dukungan] ini sekaligus mendiskreditkan rumor serta spekulasi berlebihan tentang risiko [industri] Taiwan,” tambahnya.

Tsai mengatakan berinvestasi di Taiwan adalah “arahan yang tepat” dan bahwa pemerintahannya akan terus memberikan dukungan kepada pelaku bisnis.

“Saya juga menantikan kerjasama Taiwan yang semakin erat dengan sekutu demokratis untuk membangun rantai pasokan global yang lebih aman dan lebih tangguh,” tambahnya.

Rick Tsai, kepala perusahaan perancang chip terbesar Taiwan MediaTek Inc, sebelumnya mengatakan kepada Reuters bulan ini bahwa ketegangan antara AS dan China mendorong beberapa produsen untuk mendiskusikan kemungkinan memperluas rantai pasokan mereka di luar pulau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI