Suara.com - Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin sekutu utamanya menggelar pembicaraan "darurat", Rabu (16/11), setelah sebuah rudal menghantam wilayah Polandia di dekat perbatasan Ukraina, kata Gedung Putih.
Para pemimpin Uni Eropa dan semua negara G7 - Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat - termasuk di antara mereka yang menghadiri pertemuan yang diatur secara cepat di Bali, di sela-sela KTT G20.
Situs resmi Gedung Putih menyebut sesi itu sebagai "pertemuan meja bundar darurat".
Rapat dilakukan tertutup setelah para jurnalis diminta meninggalkan ruangan.
Baca Juga: Rusia Bantah Tembakkan Rudal Ke Polandia: Ini Provokasi!
Menanggapi pertanyaan seorang wartawan, apakah dia (Biden) punya kabar terkini mengenai roket yang menghantam sebuah desa di Polandia, dia menjawab singkat: "Tidak".
Ledakan rudal di Polandia - anggota NATO - segera memicu kekhawatiran bahwa aliansi itu kemungkinan akan terlibat perang Rusia melawan Ukraina yang didukung Barat.
Dalam tanggapan awalnya, Gedung Putih semula bersikap hati-hati dan tidak menyalahkan siapa yang meluncurkan rudal tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Polandia melaporkan, "rudal buatan Rusia" mendarat di wilayahnya pada pukul 15:40 waktu setempat, menewaskan dua orang di desa Przewodow.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lukasz Jasina menambahkan, duta besar Rusia untuk Polandia telah dipanggil untuk memberikan "penjelasan rinci dengan segera" atas insiden tersebut.
Baca Juga: Dunia Hari Ini: Rusia Bantah Jatuhkan Rudal di Polandia, Anggap Provokasi
Pernyataan itu tidak mengatakan siapa yang menembakkan rudal tersebut.
Dalam perang Ukraina dan Rusia, kedua belah pihak menggunakan amunisi buatan Rusia.
Przewodow terletak di perbatasan Polandia dengan Ukraina, dan tepat di utara kota Lviv.
Siapa yang meluncurkan rudal itu?
Polandia mengatakan tidak memiliki "bukti konklusif" siapa yang meluncurkan rudal yang mendarat di sebuah desa di wilayahnya, dekat dengan perbatasan Ukraina.
Presiden Andrzej Duda mengatakan kepada wartawan: "Kami tidak memiliki bukti konklusif saat ini mengenai siapa yang meluncurkan rudal ini... kemungkinan besar itu adalah rudal buatan Rusia, tetapi semua ini masih dalam penyelidikan saat ini."
Insiden tersebut memunculkan keprihatinan dari anggota NATO, di mana Polandia adalah salah satu anggotanya.
Apakah NATO bisa langsung beraksi?
Atas peristiwa tersebut, Polandia disebut tengah mempertimbangkan apakah akan mengaktifkan Pasal Empat NATO – yang artinya, negara-negara NATO segera berkonsultasi untuk membicarakan apakah integritas teritorial, kebebasan politik atau keamanan dari anggotanya tengah terancam.
Mantan wakil asisten kemanan di NATO, Jamie Shea mengatakan, respon dari organisasi NATO atas insiden di Poland itu dapat " lebih atau kurang otomatis".
"Polandia tentu saja dapat menggunakan pasal empat dan mengadakan pertemuan dengan duta besar NATO besok pagi.
"Tetapi jika pun mereka tidak - dan itu sangat tidak mungkin - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, mengingat gawatnya situasi, akan segera mengumpulkan duta besar NATO.
Dia mengatakan NATO akan ke Polandia untuk menyajikan semua fakta yang dimilikinya, yang "mudah-mudahan besok pagi akan lebih jelas dalam hal bukti konklusif - bahwa kita benar-benar berbicara tentang rudal Rusia".
"Akan menarik untuk melihat apa yang Polandia minta dan sekutu lakukan – pertunjukan tentang solidaritas otomatis dan saya yakin itu akan diberikan."
Apa kata Ukraina?
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia sengaja menyerang Polandia, negara anggota NATO.
"Ini adalah serangan rudal Rusia terhadap keamanan kolektif," katanya.
"Ini adalah eskalasi yang sangat signifikan. Kita harus bertindak."
"Teror tidak terbatas pada perbatasan nasional kita," katanya, seraya menambahkan bahwa "hanya masalah waktu sebelum teror Rusia berlanjut".
Ukraina menepis tuduhan bahwa salah satu misilnya mendarat di Polandia.
Ia menyebutnya sebagai "teori konspirasi" dan bagian dari "propaganda Rusia".
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan di Twitter: "Rusia sekarang mempromosikan teori konspirasi bahwa rudal pertahanan udara Ukraina yang diduga jatuh di wilayah Polandia. Itu tidak benar. Tidak seorang pun boleh terpengaruh oleh propaganda Rusia atau memperkuat pesannya. ”
Denis Pushilin - kepala wilayah Donetsk yang diduduki Rusia di Ukraina timur, sebelumnya mengatakan, laporan bahwa rudal Rusia telah jatuh di Polandia adalah sebuah "provokasi" yang dilancarkan oleh Ukraina sebagai upaya untuk "menarik pasukan tambahan ke dalam konflik".
Polandia sejauh ini mengatakan "rudal buatan Rusia" sebagai pihak yang bertanggung jawab, menghindari salah satu pihak ke dalam konflik.
Kedua belah pihak dalam perang yang berlangsung sejak Februari lalu menggunakan amunisi buatan Rusia.
Apa kata Rusia?
Media pemerintah Rusia telah mengisyaratkan bahwa peristiwa yang menghantam wilayah Polandia itu disebabkan oleh rudal milik Ukraina.
Kantor berita negara Ria Novosti mengutip pendapat pakar militer Rusia yang mengklaim bahwa rudal jelajah Rusia "tidak akan mampu mencapai wilayah Polandia, tetapi sistem rudal S-300 [permukaan-ke-udara] Ukraina, yang berfungsi secara tidak normal, dapat."
“Siapa yang menembakkan rudal itu tidak jelas,” kata J Andrés Gannon, pakar keamanan di Dewan Hubungan Luar Negeri AS, yang setuju bahwa itu mungkin berasal dari sistem S-300.
“Kami tahu Rusia telah menggunakan S-300 untuk serangan darat meskipun itu adalah sistem pertahanan udara, tetapi Ukraina juga menggunakannya untuk pertahanan udara terhadap rudal jelajah.”
Justin Bronk, rekan senior di lembaga pemikir RUSI, setuju bahwa itu mungkin berasal dari sistem S-300, tetapi belum ada cukup bukti untuk mengidentifikasinya.
Rusia membantah terlibat dalam peristiwa itu:
"Tidak ada serangan terhadap sasaran di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia yang dilakukan oleh Rusia," kata kementerian pertahanannya dalam sebuah pernyataan, yang menambahkan bahwa laporan itu adalah "provokasi yang disengaja yang bertujuan untuk meningkatkan ketegangan situasi".
Kenapa peristiwa ini harus disikapi dengan hati-hati?
Frank Gardner
BBC News, koresponden keamanan
Fakta bahwa sebuah rudal mendarat di sisi perbatasan Polandia tentu saja merupakan sebuah eskalasi yang mengkhawatirkan, tidak hanya bagi Polandia tetapi semua negara di perbatasan barat Rusia dan Ukraina.
Moldova telah mengeluhkan efek rudal Rusia yang ditembakkan di dekat perbatasannya.
Tapi yang penting di sini adalah target yang dimaksud, siapa pun yang menembakkan misil. Dan sejauh ini tidak ada indikasi bahwa Rusia sengaja menargetkan di luar perbatasan Ukraina.
Kremlin tahu bahwa langkah seperti itu berpotensi memicu Pasal Kelima konstitusi NATO, secara teoritis membawa seluruh aliansi ke garis pertahanan Polandia.
Itu bukanlah langkah yang diinginkan NATO, terutama sehari usai kepala mata-mata Rusia dan Amerika baru saja bertemu untuk membahas bagaimana menghindari eskalasi yang tidak perlu dalam perang ini.
Sebagian besar pasokan penting persenjataan pertahanan Ukraina melewati Polandia. Jika itu sengaja ditargetkan maka akan menjadi masalah yang berbeda. Tapi sepertinya tidak demikian di sini.
Bagaimana sikap-sikap pemimpin Barat?
Amerika telah menanggapi dengan hati-hati laporan tentang mendaratnya rudal Rusia di wilayah Polandia.
Gedung Putih, Pentagon, dan departemen luar negeri semuanya mengatakan mereka tidak dapat memastikan apa yang terjadi dan sedang bekerja sama dengan pemerintah Polandia untuk mengumpulkan lebih banyak informasi.
Mereka juga menegaskan kembali komitmen Amerika untuk mempertahankan setiap jengkal wilayah NATO jika diserang, sesuatu yang disebut Presiden Joe Biden sebagai "kewajiban suci".
Tetapi baik AS maupun sekutu NATO tidak ingin terlibat dalam konfrontasi langsung dengan Rusia.
Kepala NATO Jens Stoltenberg men-twit bahwa dia telah berbicara dengan Presiden Polandia Andrzej Duda tentang ledakan itu.
"Saya menyampaikan belasungkawa atas hilangnya nyawa. NATO sedang memantau situasi dan anggota Sekutu tengah berkonsultasi dengan cermat. Penting bahwa semua fakta ditetapkan," katanya.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock twit: "Kami sedang memantau situasi dengan cermat dan berkomunikasi dengan teman-teman Polandia kami, sekutu NATO."
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte juga men-twit pesan serupa, mengatakan "penting sekarang untuk memperlihatkan apa yang sebenarnya telah terjadi".