Moldova Ikut Alami Pemadaman Listrik akibat Serangan Rudal Rusia

Diana Mariska Suara.Com
Rabu, 16 November 2022 | 07:50 WIB
Moldova Ikut Alami Pemadaman Listrik akibat Serangan Rudal Rusia
Ilustrasi pemadaman listrik.[Unsplash/Claudio Schwarz]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemadaman listrik singkat terjadi di negara tetangga bekas Soviet, Moldova, usai Rusia meluncurkan serangkaian serangan rudal.

Peristiwa listrik padam itu terjadi pada Selasa (15/11), dan pejabat senior setempat mengatakan terdapat kemungkinan pemadaman listrik lebih lanjut terjadi.

Presiden Maia Sandu, yang merupakan seorang pengkritik invasi Rusia, mengecam serangan terhadap infrastruktur Ukraina itu dan mengatakan serangan itu juga mempengaruhi sejumlah besar masyarakat di luar negeri.

Para pejabat mengatakan listrik diputus ke Moldova pada sore hari waktu setempat setelah saluran yang memasok listrik dari Romania, tetangga Moldova, tidak berfungsi. Saluran itu dipulihkan satu jam kemudian.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Rudal Rusia Dilaporkan Hantam Negara NATO Polandia, 2 Orang Tewas

"Agresi Rusia terhadap Ukraina secara langsung mempengaruhi negara kami. Risiko pemadaman listrik tetap tinggi," kata Wakil Perdana Menteri, Andrei Spinu, pejabat yang bertanggung jawab untuk pembicaraan energi dengan Rusia, di saluran Telegram resmi pemerintah.

"Setiap pengeboman Rusia terhadap pembangkit listrik Ukraina dapat menyebabkan terulangnya situasi ini dengan terputusnya saluran listrik."

Moldova telah memperingatkan kemungkinan pemotongan aliran listrik karena perselisihan harga dan pasokan dengan Rusia atas gas yang digunakan untuk mengisi bahan bakar stasiun termal yang menyediakan sebagian besar listrik negara bekas Soviet itu.

Sandu, yang mendapat dukungan kuat Uni Eropa sejak pemilihanpada 2020, menulis di Telegram bahwa serangan Rusia "menempatkan nyawa puluhan ribu orang dalam bahaya".

"Kami dengan tegas mengecam serangan-serangan baru ini, yang terbesar terhadap Ukraina sejak awal perang." [Antara]

Baca Juga: Xi Jinping dan Emmanuel Macron Sepakat Penggunaan Senjata Nuklir oleh Rusia Harus Dihindari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI