Suara.com - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan pertemuan antara Anies Baswedan dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming seharusnya bisa menjadi contoh oleh politisi lain di Indonesia. Ia mengatakan beda pandangan politik merupakan hal yang wajar.
"Saya kira apa yang telah ditunjukkan oleh keduanya harus diapresiasi dan dicontoh oleh semua politisi. Tarung boleh, tanding boleh, tapi itu hanya ada di tataran gagasan dan wacana saja. Tidak lebih, tidak kurang," kata Willy, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/11/2022).
Willy juga menilai pertemuan Anies dan Gibran menunjukkan kedewasaan berpolitik dan semua tokoh politik bisa bersatu. Ia juga tidak mau ambil pusing jika ada pandangan negatif dari peretemuan tersebut.
"Mau disebut manuver atau apa pun, tidak masalah. Itu subjektif, nggak bisa dilarang juga. Pertemuan keduanya adalah warna politik yang dewasa. Keduanya juga menunjukkan politik yang rekonsiliatif," katanya.
Willy mengatakan jika pertemuan Anies dan Gibran ini menunjukkan bahwa permusuhan dan rasa kebencian harus dibuang dari politik.
"Praktik keduanya saya kira cukup memberikan pembelajaran bagi publik bahwa corak politik yang penuh permusuhan dan kebencian itu harus dibuang jauh-jauh," katanya menegaskan.
Hal itu dibuktikan dengan elite politiknya sendiri bisa bertemu, dan saling sapa serta saling tukar pikiran. Dan itu telah ditunjukkan oleh Anies dan Gibran dengan sangat baik.
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR ini mengatakan persaingan gagasan boleh terjadi, tapi jangan sampai saling benci.
Sementara terkait pernyataan Said Abdullah yang menyebut Anies bertandang ke Solo dan menemui Gibran karena tidak punya hasil kinerja, Willy mengklaim mayoritas warga DKI Jakarta merasa puas dengan kinerja Anies semasa menjabat sebagai gubernur.
Anies menggelar pertemuan dengan Gibran dalam kunjungannya ke Solo, Jawa Tengah, hari ini. Keduanya sempat sarapan bersama sebelum menghadiri acara Haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, di area Masjid Ar Riyadh, Pasar Kliwon, Solo. (Antara)