Suara.com - Sejumlah pemimpin dunia yang menghadiri KTT G20 di Bali, Selasa (15/11), termasuk Presiden Joko Widodo, menyerukan agar perang di Ukraina dihentikan.
Dalam pidato pembukaan, Jokowi mengatakan, "jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk bertanggungjawab atas masa depan generasi sekarang dan mendatang."
Menurut Joko Widodo, semua negara memiliki tanggung jawab menjaga kestabilan situasi dunia.
Bertanggung jawab berarti menghormati hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB secara konsisten, kata Jokowi.
Baca Juga: Presiden Ukraina Sindir Rusia di KTT G20: Para Pemimpin G19 yang Terhormat
"Bertanggung jawab berarti menciptakan situasi win-win, bukan zero-sum. Bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus mengakhiri perang," ujarnya.
Baca juga:
- KTT G20 Bali: Ketegangan antarnegara adidaya dan isu global membayangi kepentingan Indonesia
- KTT G20: Apa saja yang akan dibahas para pemimpin dunia di Bali?
- KTT G20 tanpa kesepakatan bersama, 'indikasikan krisis ekonomi global semakin panjang'
Zelensky: 'Perang destruktif Rusia harus dihentikan'
Seruan "hentikan perang" juga disuarakan Presiden Ukraina, Volodymir Zelensky, melalui tayangan video di KTT G20 di Bali, Selasa.
"Saya yakin saat ini adalah saatnya perang destruktif Rusia harus dan dapat dihentikan. Ini akan menyelamatkan ribuan nyawa," kata Zelensky dalam bahasa Ukraina, yang diperoleh AFP.
Dia menekankan kepada para pemimpin dunia, seperti Presiden AS Joe Biden dan pemimpin China Xi Jinping, tanpa menyertakan Rusia.
Baca Juga: PBB Sahkan Resolusi yang Perintahkan Rusia Bayar Ganti Rugi Perang ke Ukraina
"Tidak ada alasan untuk mengeksploitasi nuklir," tambahnya. Zelensky kemudian secara khusus berterima kasih kepada "G19" - dan mengecualikan Rusia - karena "menjadikan semuanya jelas".
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghadiri KTT di Bali, tetapi menteri luar negerinya Sergey Lavrov hadir sebagai gantinya.
PM India: 'Kembali ke jalur gencatan senjata dan diplomasi'
Ajakan untuk menghentikan perang di Ukraina disuarakan pula oleh Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi.
Modi menyerukan agar pihak yang berperang di Ukraina "kembali ke jalur gencatan senjata dan diplomasi".
Berbicara pada sesi tentang ketahanan pangan dan energi, dia mengatakan bahwa rantai pasokan global "hancur" karena masalah yang disebabkan oleh perubahan iklim, pandemi Covid dan perang di Ukraina.
Dia juga menekankan peran para pemimpin G20 dalam "menciptakan tatanan dunia baru" setelah pandemi.
"Selama satu abad terakhir, Perang Dunia Kedua mendatangkan malapetaka di dunia. Setelah itu, para pemimpin saat itu berusaha serius menempuh jalan perdamaian. Sekarang giliran kita," katanya.
'Perang barbar Rusia' - PM Inggris berbicara dengan Menlu Rusia
Sementara itu, saat sesi pembukaan resmi KTT G20, Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak mengatakan "rezim Putin" telah "menekan perbedaan pendapat domestik dan menciptakan validitas hanya melalui kekerasan".
Rusia, menurutnya, mendengar "paduan suara oposisi global terhadap tindakannya".
Rishi Sunak juga mengkritik apa yang disebutnya sebagai perang "barbar" Rusia di Ukraina.
Sunak juga berbicara langsung ke arah perwakilan Rusia di ruangan itu, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov - pertama kalinya seorang PM Inggris berhadapan langsung dengan tokoh senior Rusia sejak perang di Ukraina dimulai.