Hadiri KTT G20 Secara Virtual, Presiden Ukraina Serukan Penghentian Perang

Diana Mariska Suara.Com
Selasa, 15 November 2022 | 12:34 WIB
Hadiri KTT G20 Secara Virtual, Presiden Ukraina Serukan Penghentian Perang
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (Sergei SUPINSKY / AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menghadiri KTT G20 di Bali pada Selasa (15/11) secara virtual, dan ia menyerukan penghentian “perang Rusia” yang masih berlangsung di negaranya.

Pada hari pertama KTT Group of Twenty (G20), Presiden Zelensky turut hadir secara virtual setelah Presiden Joko Widodo sebelumnya mengundang sang pemimpin Ukraina untuk hadir dalam pertemuan internasional itu.

Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan harapannya agar perang di Ukraina dapat segera berakhir.

“Saya yakin sekarang adalah waktunya perang destruktif Rusia harus dan dapat dihentikan. [Penghentian perang] akan menyelamatkan ribuan nyawa," ujarnya, seperti dilaporkan BBC.

"Tidak ada alasan untuk melakukan blackmail dengan menggunakan nuklir," tambahnya. Zelensky secara khusus berterima kasih kepada "G19", dan mengecualikan Rusia, karena telah "membuat [isu] ini jelas".

Presiden Rusia, Vladimir Putin, tidak hadir dalam pertemuan ini dan diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri, Sergei Lavrov.

Sebagai tuan rumah, Indonesia juga menegaskan bahwa perang harus segera dihentikan. Dalam pidato pembukaannya, Jokowi menyerukan penyelesaian konflik di Ukraina dan mendorong negara-negara untuk bekerja sama demi menciptakan perdamaian global.

“Kita tidak boleh membiarkan dunia jatuh ke dalam perang dingin lainnya," kata Jokowi, Selasa, ketika secara resmi membuka KTT G20.

Jokowi menilai KTT G20 bisa menjadi ruang kolaborasi untuk negara anggota dalam upaya menyelamatkan dunia.

"Kita semua memiliki tanggung jawab, tidak hanya untuk orang-orang [di negara] kita, tetapi juga untuk orang-orang di dunia," ujarnya.

Ia menerangkan bahwa tanggung jawab yang dimaksud adalah menghormati hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB secara konsisten. Selain itu, bertanggungjawab juga berarti menciptakan situasi yang bisa menguntungkan kedua belah pihak.

“Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju," ucapnya.

"Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk bertanggung jawab atas masa depan generasi saat ini dan generasi mendatang. Kita hendaknya tidak membagi dunia menjadi beberapa bagian."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI