Suara.com - Indonesia kembali dirundung kasus kematian massal, tak banyak memang, hanya empat orang. Namun peristiwa kematian satu keluarga di Kalideres itu menuai banyak pertanyaan, spekulasi hingga berbagai dugaan terkait penyebabnya.
Keempat korban itu tewas di Perumahan Citra Garden I Extention, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022) lalu.
Bukan hanya karena kondisi jasad ditemukan sudah mengering, penyebab kematian keempat orang yakni bapak berinisial RG (71), anak berinisial DF (42), ibu berinisial RM (66), dan paman berinisial BG (68) juga mengundang banyak pertanyaan.
Di media sosial, berbagai macam dugaan terkait satu keluarga di Kalideres tewas muncul. Netizen mendadak berubah bak 'detektif medsos'. Ada yang menyebut karena ritual tertentu, pesugihan hingga kemiripan dengan sejumlah kasus di luar negeri seperti Burari Death di India.
Baca Juga: 10 Keanehan Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Kaki Berplastik, Mobil Menghilang
Terkini, salah satu kelompok turut dikaitkan dengan kematian empat sekeluarga di Kalideres itu. Yakni sekter Apokaliptik.
Oleh kriminolog, sekte Apokaliptik didefinisikan sebagai keyakinan seseorang atau sekelompok orang untuk menghadapi kehancuran dunia atau hari kiamat.
Dalam sebuah perbincangan sebagaimana dipublish kanal YouTube, TvOneNews, kriminolog Thomas Sunaryo mengatakan, memang secara penelitian, sekte Apokaliptik di Indonesia belum ada. Namun kemungkinan itu bisa saja ada dengan melihat fenomena saat ini.
Thomas menyontohkan, salah satu kasus di Amerika, di mana ada sekte bunuh diri dengan cara makan sosis yang di dalamnya sudah dibubuhi racun yang sangat tinggi.
"Atau mungkin juga ada keyakinan, oh ini sudah mendekati hari kiamat, kita lebih baik mati dulu saja," ujar Thomas.
Sementara kriminolog lain, Adrianus Meliala dalam keteranganya kepada media, bahkan berani berasumsi keempat korban tewas di Kalideres bisa saja sengaja kelaparan karena meyakini paham Apokaliptik.
Walaupun secara praktik, diakui dia, kesengajaan untuk melaparkan diri hingga meninggal itu sangat sulit dilakukan. Akan tetapi, bila kematian keempat anggota keluarga itu disebut karena kelaparan dan tidak mampu membeli makanan, justru sangat tidak mungkin.
Andrianus menyebut, di beberapa negara sudah ada kasus yang menunjukkan pemahaman Apokaliptik oleh beberapa kelompok. Dan ternyata dari semua kasus itu, menunjukkan pola yang sama.
Kelompok sekte Apokaliptik Heaven's Gate
Menyitat laman USA Today pada 2015 lalu melaporkan, terkait kematian satu keluarga pada 2014 yang terdiri ayah, ibu, dan ketiga anaknya tewas dengan jasad yang mengeras terbaring di kamar tidur.
Hal ini disebabkan aksi bunuh diri oleh orang tuanya, karena tidak ditemukan tanda kekerasan di jasad ketiga anak tersebut.
Dari hasil investigasi kepolisian setempat, ditemukan korban tewas dikarenakan meminum cairan kimia dengan campuran obat keras seperti heroin dan metadone.
Kejadian bunuh diri terkait keyakinan Apokaliptik, yang cukup menghebohkan terjadi juga di Amerika Serikat pada 1997.
Kelompok sekte Apokaliptik bernama Heaven's Gate yang dipimpin oleh Marshall Applewhite, menggerakkan bunuh diri massal terbesar dalam sejarah AS.
Dalam peristiwa itu tercatat ada 39 orang tewas dalam proses bunuh diri di sebuah rumah dalam waktu tiga hari.
Mereka seolah menunggu keyakinan Apokaliptik mereka terjadi, termasuk salah satu yang tewas pemimpin sekte ini, Applewhite.