Suara.com - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dilaporkan akan meminta China untuk memberikan tekanan kepada Rusia agar membuka ruang diskusi guna menyelesaikan perang di Ukraina.
Menurut BBC, seorang pejabat Prancis mengatakan kepada wartawan bahwa Presiden Macron berencana menyampaikan permintaannya terkait Rusia ketika bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping, di sela-sela KTT G20 Bali pada Selasa (15/11).
Macron dilaporkan akan menekankan kepada Xi bahwa "sama seperti saya, kepentingan [Presiden Xi] adalah untuk menekan Rusia agar kembali ke meja perundingan dan menghormati hukum internasional”.
Prancis bukan negara pertama yang meminta China untuk menggunakan pengaruhnya untuk menciptakan “tekanan” bagi Rusia.
Dalam pertemuan Xi dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada Senin, kedua pemimpin menyepakati bahwa senjata nuklir tidak boleh digunakan di Ukraina.
Lebih lanjut, dalam pertemuan yang menjadi salah satu highlight rangkaian acara G20, Presiden Biden menggunakan kesempatan itu untuk menekankan bahwa menghindari “konflik” begitu penting bagi China dan AS.
Biden juga menegaskan bahwa dirinya “berkomitmen untuk menjaga jalur komunikasi antara [AS dan China] tetap terbuka” sehingga keduanya dapat “bekerja sama dalam isu global yang mendesak”, termasuk perubahan iklim dan keamanan.
Sementara itu, dalam sambutannya, Presiden Xi menyatakan pertemuan secara langsung merupakan opsi krusial bagi kedua pemimpin negara untuk memulai pembicaraan dan diskusi.
"Saat ini, hubungan AS dan China berada dalam sebuah situasi, dan kami sangat peduli tentang hal ini... sebagai pemimpin dari dua negara besar, kita perlu memetakan jalan yang benar,” ujar Xi. "Kita perlu menemukan arah yang tepat untuk hubungan bilateral ke depan dan meningkatkan hubungan."
Ia melanjutkan, “Dalam pertemuan ini, kita perlu bertukar pandangan secara terbuka tentang isu-isu kepentingan strategis... Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda."