Suara.com - Ahli hukum tata negara dan pengamat politik Indonesia, Refly Harun mengungkap sosok 'Doi' yang disebut-sebut oleh Eros Djarot, saat menyentil Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
Untuk diketahui, Eros Djarot merupakan politisi senior yang mengomentari kekuasaan Jokowi bersama Zulfan Lindan, dalam tayangan Podcast yang disiarkan lewat Kanal Youtube Unpacking Indonesia.
Ketika itu, Eros mengklaim bahwa yang berkuasa saat ini bukanlah Jokowi, tapi sosok lain yang dia sebut dengan istilah 'Doi'.
"Eros Djarot sangat baik-blakan dan gamblang cuman dia tidak sebutkan 'Doi' itu siapa," katanya dikutip Suara.com pada Selasa, (15/11/2022).
Baca Juga: Refly Harun Sebut Capres 2024 Ada di Cengkeraman Oligarki, Benarkah?
Refly mencoba memecahkan teka teki siapa sosok 'Doi' yang disebut-sebut Eros lebih berkuasa dari Jokowi itu.
Adalah akronim yang terdiri dari Duit, Orang atau Organisasi dan Institusi jika disingkat menjadi 'Doi'.
"Mungkin doi itu maksudnya Duit Organisasi/ Orang dan Institusi," tutur Refly sambil tertawa.
Menurut perspektif pemuja Jokowi, lanjut Refly, Eros ini dianggap sebagai jenis orang yang sakit hati karena tidak mendapat jabatan, kadrun dan tidak pro Jokowi. Sehingga pembenci Jokowi akan selalu mengkritik apapun kebijakan pemerintahan.
"Padahal kita harus objektif apakah kritiknya benar-benar didasarkan fakta atau hanya karena ketidaksukaan kepada Jokowi saja," ungkapnya.
Sebelumnya, politikus senior Indonesia, Eros Djarot dan Zulfan Lindan beberapa bulan lalu melakukan diskusi. Mereka membahas perihal kekuasaan di Indonesia dan implementasinya yang dinilai telah melenceng.
Eros awalnya menyinggung kekuasaan ada untuk menciptakan peradaban sesuai amanah konstitusi.
Eros menilai saat ini kebiadaban politik benar-benar terpampang nyata.
"Kemunafikan dibangun, keserakahan dipelihara, kerakusan dan ketamakan menjadi budaya," kata Eros.
Salah satu wujudnya adalah keinginan seseorang untuk berkuasa sekalipun tidak benar-benar menguasai. Mirisnya, justru ada orang atau pihak lain yang sebenarnya menguasai di belakang.
"(Prinsipnya) 'Yang penting saya berkuasa, perkara yang menguasai orang lain nggak masalah', kan gila itu ya. Orang berkuasa (tapi) nggak menguasai apa-apa, inilah kejadian sekarang ini," tutur Eros.
"Apa dikira Pak Jokowi itu menguasai? Enggak lah, bohong itu. Yang berkuasa saya tahu siapa. Nggak tahu? Tanya saya," ujarnya.
"Ya siapa lagi kalau bukan doi-doi yang dulu-dulu juga? Sudahlah jangan main sandiwara," balas Eros menanggapi pertanyaan Zulfan sambil tertawa.