Suara.com - Mahkamah Agung (MA) angkat bicara terkait kritikan Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Partai Gerindra, Desmond Junaidi Mahesa yang menyebut lembaga peradilan tertinggi itu kekinian sebagai sarang koruptor.
Juru Bicara Mahkamah Agung, Andi Samsan Nganro menyebut, peryataan yang disampaikan politikus Gerindra itu dianggap sangat berlebihan.
"Melontarkan pernyataan seperti "MA Sarang Koruptor", jelas itu merupakan kritik yang berlebihan dan sudah melampaui batas kritikan yang konstruktif," ujar Andi dalam pesan tertulisnya, Selasa (14/11/2022).
Menurut Andi pernyataan yang dilontarkan Desmond J Mahesa itu bisa membawa dampak yang justru merugikan. Ditambah, dapat mengurangi kepercayaan publik terhadap peradilan tertinggi bagi masyarakat untuk mencari keadilan di dalam negeri.
Baca Juga: Desmond Mahesa: Mahkamah Agung Bukan Lembaga Terhormat, Sekarang Sarang Koruptor!
"Tetapi juga bagi investor luar negeri," ucap Andi.
Andi mengatakan, bahwa dalam membangun dan memperbaiki sistem peradilan di MA sebagai wujud dan simbol negara hukum Republik Indonesia, sepatutnya menjadi tanggung jawab bersama.
"Termasuk DPR-RI yang turut mengambil peran serta dalam memilih dan menentukan hakim agung sebagai pemegang palu keadilan di MA," ujar Andi.
Andi pun tak memungkiri kondisi MA saat ini tengah menjadi sorotan, atas proses pengakan hukum yang tengah berjalan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Apalagi, KPK tengah melakukan proses penyidikan terkait adanya Hakim Agung di MA yang akan kembali ditetapkan sebagai tersangka.
Baca Juga: Soal Digeruduk Kader PDIP, Desmond Mahesa: Sudah Clear
"Apakah ada hakim agung yang terlibat dalam masalah tersebut dan sampai di mana keterlibatannya? Kita tunggu proses hukumnya yang sedang ditangani KPK," kata Andi.
"Adanya kejadian ini hendaknya jangan digeneralisir semua hakim agung yang ada di MA tidak layak lagi keberadaannya," imbuhnya.
Sebagai lembaga hukum, kata Andi, MA tentu tidak lepas dari kritikan. Namun, alangkah baiknya kritikan bersifat membangun dan memperbaiki.
"Mahkamah Agung tidak akan mengambil tindakan hukum namun MA menyikapi dengan bijak kritikan itu," katanya lagi.
Andi pun menyakini kritikan Desmond kepada lembaganya sebagai bentuk kepedulian kepada MA. Bukan Desmond tidak suka atau membenci MA.
"Tetapi menyoroti karena mencintai MA, dan harapan beliau tentu tidak ingin melihat ada cacad celah di lembaga peradilan tertinggi sebagai tempat tumpuan akhir rakyat Indonesia mencari keadilan," ujarnya menambahkan.
Sebut MA Sarang Koruptor
Sebelumnya politisi DPR RI dari Gerindra Desmond J Mahesa melempar kritikan tajam ke MA dengan menyebut Mahkamah Agung sarang koruptor.
"Mahkamah Agung bukan lembaga terhormat yang harus kita agung-agungkan. Yang ada terbukti sekarang bahwa sarang koruptor," kata Desmond di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/11/2022).
Desmond mengatakan, seharusnya MA menjadi tempat masyarakat mencari keadilan. Tapi justru, kekinian MA sendiri sudah kehilangan keadilannya dan berubah menjadi sarana korupsi.
"Lihat aja kasus-kasus. Siapa berhadapan siapa dengan siapa. Antara rakyat dengan pengembang. Antara rakyat dengan pemerintah. Antara rakyat dengan Mafia tanah. Ya rakyat kan?," kata Desmond.
Menurutnya, KPK kekinian telah membuktikan adanya kasus perdagangan putusan terjadi di MA dengan dua hakim agung sudah menjadi tersangka.
"Saya pikir hampir semua hakim agung kalau hari ini dibilang sial ya sial. Karena rakus aja kan. Saya pikir hakim agung yang ada di sana tidak layak lagi. Dengan peristiwa-peristiwa kayak gini sudah tidak ada yang layak lagi, bahwa hakim agung di sana bukan mahkamah agung lagi," ujarnya.