Adzan Romer Ketakutan Dengar Nama Ferdy Sambo, Sampai Berkali-kali Ubah Keterangan: Karena Sudah Ada Yang Meninggal Pak

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 15 November 2022 | 06:00 WIB
Adzan Romer Ketakutan Dengar Nama Ferdy Sambo, Sampai Berkali-kali Ubah Keterangan: Karena Sudah Ada Yang Meninggal Pak
Kolase Foto Adzan Romer dan Ferdy Sambo.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cerita soal tragedi kematian Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J begitu berliku, panjang bak drama. Proses hukum di pengadilan pun masih berlangsung, sejumlah saksi dihadirkan untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi hingga anggota polisi asal Jambi itu dibunuh.

Pada Selasa 8, November 2022 lalu, salah satu saksi yakni Adzan Romer yang merupakan eks ajudan Ferdy Sambo saat masih menjabat sebagai Kadiv Propram Mabes Polri memberikan kesaksiannya di depan majelis hakim PN Jakarta Selatan.

Dalam keterangannya, Adzan Romer blak-blakan mengakui kesaksiannya kerap kali tidak konsisten dan berubah-ubah. Ia mengaku takut mendengar kepada Ferdy Sambo yang saat itu masih menjabat Kadiv Propam.

Ia mengaku sulit untuk memberikan keterangan jujur di depan penyidik kasus pembunuhan Brigadir J karena takut.

Baca Juga: 'Apakah Saya Besok Masih Bisa Bernapas?', Ungkapan Hati Pengacara Brigadir J Hadapi Kasus Sambo

"Karena awalnya kami masih takut memberikan kejujuran," kata Romer menjawab pertanyaan jaksa saat sidang.

Jaksa kemudian bertanya kepada Romer, alasan kenapa takut kepada Ferdy Sambo.

"Karena sudah ada yang meninggal pak," jawab Romer.

Ferdy Sambo Lewati Jasad Dan Injak Darah Brigadir J

Jasad Brigadir J ditampilkan dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM (PMJ News)
Jasad Brigadir J ditampilkan dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM (PMJ News)

Dalam kesaksiannya itu, Adzan Romer juga mengungkapkan, usai mengeksekusi Brigadir Yosua dengan tragis, FS (Ferdy Sambo) kemudian menjemput sang istri, Putri Candrawathi yang saat itu berada di dalam kamar. Ia membawa istrinya pergi meninggalkan rumah dinas di kompleks Duren Tiga.

Baca Juga: Boomerang untuk Sambo-Putri, Narasi Pelecehan dan Kepribadian Ganda Brigadir J Dianggap Blunder

Adzan Romer yang saat itu berada di lokasi usai penembakan mengatakan, Ferdy Sambo mengajak keluar Putri Candrawathi sembari melewati tubuh Brigadir J yang sudah meninggal.

"Setelah itu bapak (Ferdy Sambo) bawa ibu (Putri Candrawathi) keluar melewati tubuh korban (Brigadir J)," katanya kepada Hakim Ketua Wahyu Imam Santoso.

Hanya saja, eks ajudan Ferdy Sambo itu tak banyak bicara saat ditanya majelis hakim bahwa, majikannya tersebut menginjak-injak darah Brigadir Yosua yang tercecer di lantai.

Ferdy Sambo menggandeng Putri Candrawathi keluar dari rumah menuju pintu garasi.

"Berarti nginjek (darah) dong," ujar Hakim Imam.

Melihat sang majikan hendak keluar, Romer kemudian bergegas keluar mendampingi mereka.

"Melihat bapak bawa ibu keluar saya langsung dampingi keluar duluan. Sampai di luar pak FS memerintahkan Ricky nganter ibu ke Saguling. Saya melihat FS telepon saja," tutur Romer.

Sebagaimana diketahui, beberapa bulan lalu Brigadir Yosua tewas di Kompleks Polri Duren Tiga. Otak pembunuhan adalah Ferdy Sambo.

Tidak hanya Sambo, ada empat tersangka yang turut terlibat dalam kasus Duren Tiga berdarah. Adapun keempat tersangka itu adalah Bharada E atau Richard Eliezer (ajudan Sambo), Bripka RR atau Ricky Rizal (ajudan Sambo), Kuat Ma'ruf (asisten keluarga Sambo), dan Putri Candrawathi (istri Sambo).

Mereka dituntut melanggar Pasal 340 KUHP Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke 1 Subsider Pasal 338 KUHP Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke 1 dengan ancaman tuntutan maksimal 20 tahun penjara atau pidana mati.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI