Suara.com - DPP PDI Perjuangan membela Puan Maharani dan Megawati Soekarnoputri yang banjir kritikan usai menyampaikan duka langsung tragedi Itaewon di Korea Selatan. Menurut Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto kunjungan Puan dan Megawati hanya momentum, bukan tujuan sedari awal.
Diketahui kritikan datang lantaran Puan dan Megawati dianggap lebih memilih lokasi jauh, sementara yang terdekat di Malang perihal tragedi Kanjuruhan tidak diperhatikan.
"Ke sana itu bukan untuk ke Itaewon, karena ke sana dalam rangka penganugerahan Doktor Honoris Causa Bidang Politik, mba Puan. Dalam pidatonya juga sudah menyatakan rasa belasungkawanya," kata Bambang di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (14/11/2022).
Ketua Komisi III DPR yang akrab disapa Bambang Pacul itu menjelaskan mengapa Puan dan Megawati tidak berkunjung ke Kanjuruhan. Mennurutnya sejak awal Puan sudah memberikan perhatian kepada Kanjuruhan.
Baca Juga: PDIP: Presiden Jokowi Sibuk Agenda G20, Masa Dikerdilkan dengan Masalah Tidak Ucapkan HUT Nasdem
"Kenapa tidak ke Kanjuruhan? Kemarin sudah ngomong, Komisi III juga sudah ngomong, bukan kemudian lebih cinta Korsel daripada Indonesia, you are wrong, anda salah. Ini mereka tidak meletakkan pada konteksnya. Karena kami sudah sampai ke sana ya sekalian," ujar Bambang.
Sementara itu, apakah Puan segera melakukan kunjungan ke Kanjuruhan menyusul banyaknua kritikan, Pacul belum mengetahui.
"Itu silakan ditanyakan ke Mba Puan. Soal Itaewon ini soal konteks, seperti ada kunjungan DPR ke Italia, dan kita foto di Nenara Pisa, langsung dikritik lalu dibilang, iki DPR kakean piknik," tuturnya.
Sebelumnya, elite PDI Perjuangan memberi pembelaan terhadap Ketua DPR RI Puan Maharani yang banyak dikritik karena menyambangi lokasi tragedi Itaewon di Seoul, Korea Selatan bertepatan dengan momen peringatan 40 hari Tragedi Kanjuruhan, Malang, Kamis (10/11) kemarin.
Politisi Senior PDIP, Hendrawan Supratikno mengatakan, Puan secara kebetulan berada di Korea Selatan, untuk menerima gelar Honoris Causa dari Pukyong National University di Busan pada 7 November 2022.
Baca Juga: Update Jumlah Korban Tewas Tragedi Itaewon, Hari Ini Bertambah 1 Orang Lagi
Menurutnya dalam memberikan sambutan jamuan sebelum acara, Puan memang menyempatkan diri untuk menyampaikan rasa bela sungkawa terhadap korban tragedi Hallowen Itaewon.
"Pada saat memberi sambutan jamuan sehari sebelum acara, 6 Novemver, Mbak Puan mengawalinya dengan menyampaikan simpati dan duka cita kepada keluarga korban tragedi Itaewon. Jadi bukan ke Korsel hanya untuk ke Itaewon," kata Hendrawan saat dihubungi, Jumat (11/11).
Menurutnya, Puan melakukan sekar bunga menyampaikan simpati terhadap tragedi Itaewon hanya salah satu acara dari sekian banyaknya agenda. Sementara itu, terkait tragedi Kanjuruhan, Malang, Hendrawan menyebut Puan sudah banyak berbicara dalam berbagai kesempatan.
Puan Banjir Kritikan
Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani panen kritik setelah kedapatan menyambangi lokasi tragedi Itaewon di Seoul, Korea Selatan bertepatan dengan momen peringatan 40 hari Tragedi Kanjuruhan, Malang, Kamis (10/11).
Hujan protes terhadap Puan Maharani salah satunya terjadi di media sosial Twitter. Grup band The Panturas, @thepanturas jadi salah satu yang paling vokal menyuarakan kritik terhadap putri dari mantan presiden Megawati Soekarnoputri itu.
"40 hari tragedi Kanjuruhan, Ketua DPR yang seharusnya berbicara paling lantang mewakili rakyat malah ke Itaewon," tulis The Panturas di Twitter, Kamis (10/11).
The Panturas turut mempertanyakan keputusan Puan yang bersama Megawati justru memilih menghormati korban tragedi Itaewon di Korea Selatan alih-alih Tragedi Kanjuruhan yang berada di negaranya sendiri.
"Bu Puan, besok 40 hari Kanjuruhan, kita tabur bunga aja ke Malang yuk. Kita seharian di Malang, ikut berdoa di stadion terus abis makan siang ketemu Kapolda buat follow up kasusnya udah sampe mana. Malemnya kita ngobrol ama supporter bu. Ini bisa sedikit perbaiki citra Ibu," tulis The Panturas.
"Kan staff nya kudunya ada yang bisikin begitu ya. Masa kudu gua jadi DPR. Huft."
Banyak warganet yang tersulut emosi dengan keputusan Puan Maharani ke Itaewon alih-alih Malang. Banyak yang menduga hal itu sebagai pencitraan politik di mana Korea Selatan lekat dengan K-Pop, budaya yang tengah digandrungi anak muda Indonesia.
Ada juga warganet yang mempertanyakan empati Puan Maharani. Mereka bertanya-tanya seperti apa korban Tragedi Kanjuruhan di mata Ketua DPR RI itu.
"Masalahnya ke Kanjuruhan tidak ada bobot politiknya. Kalo ke itaewon kan bisa dapet politik luar negeri dan politik kpopers-nya. Masalah nyawa rakyat jelata bisa dipikirin nanti-nanti saja," tulis akun @***tmr dalam kolom komentar cuitan The Panturas.