Suara.com - Pengamat politik Yunarto Wijaya menyampaikan bahwa dukungan Jokowi baik ke Menhan Prabowo Subianto ataupun ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merupakan sebuah taktik untuk dirinya.
Yunarto juga menyinggung soal baliho milik Puan Maharani serta Airlangga Hartanto yang dipasang di sepanjang jalan. Pemasangan baliho itu menjadi pertanyaan terkait persetujuan Jokowi dengan parpol yang bersangkutan.
Menurutnya, ada dua hal yang bisa disimpulkan dari sikap Jokowi. Yunarto menyebut bahwa yang pertama adalah Jokowi bermain banyak kaki.
"Bicara mengenai banyak kaki, jauh-jauh hari banyak sekali yang ditafsirkan minimal mendapatkan restu. Semakin dekat menjelang masa Pemilu atau kampanye, suara Jokowi semakin eksplisit dan namanya makin mengerucut kepada nama-nama tertentu," kata Yunarto Wijaya dikutip Suara.com dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Senin (14/11/2022).
Baca Juga: Kaesang Pangarep Curhat Kopernya Nyasar Saat Naik Batik Air, Begini Komentar Warganet
"Pertanyaannya kan kenapa Ganjar dan Prabowo, kalau bicara jauh-jauh hari tentu saja Jokowi harus berdiri di atas semua kekuatan politik karena memang dia memiliki dua identitas suka atau tidak," imbuhnya.
Kendati demikian, Yunarto menganggap hal tersebut sebagai cacat sistem presidensil. Sebagai presiden dan kepala negara, Jokowi seyogyanya tidak mengendorse siapapun.
"Siapapun yang terpilih dari sistem yang anomali ini, dari Gus Dur, ibu Mega, lalu ketika pemilihan langsung ada SBY, Jokowi. Mereka semua seakan-akan menjadi pemimpin koalisi. Itu fakta secara de facto," jelas Yunarto.
Sebelumnya, Jokowi dinilai berdiri di belakang namun kini malah lebih blak-blakan mendukung sejumlah pihak menjelang kampanye Pilpres 2024.
Akan tetapi, Yunarto menduga bahwa Jokowi kini sebenarnya justru tengah 'endorse' dirinya sendiri supaya tetap eksis.
Baca Juga: Masyarakat Jawa Barat Lebih Milih Ridwan Kamil Ketimbang Prabowo dan Anies Buat Jadi Presiden 2024
"Jokowi sebetulnya bukan sedang mengendorse salah seorang nama-nama kita sebutkan, tapi Jokowi sedang mengendorse dirinya supaya tidak hilang dari panggung politik di akhir masa periode kepemimpinannya," ungkapnya.
Dia menyinggung soal munculnya isu wacana tiga periode dan perpanjangan periode beberapa saat lalu. Kemudian, muncul kabar dukungan kepada Ganjar dan selanjutnya blak-blakan mendukung Prabowo.
"Di semua isu tersebut, pusat perhatiannya adalah Jokowi. Jadi kalau mau dispekulasikan seperti itu. Menurut saya ini adalah kecerdasan berpolitik seorang Jokowi sebagai politisi," pungkasnya.