Suara.com - Mantan politisi PKS yang kini gabung Partai Gelora, Fahri Hamzah sempat membuat geger dan heboh jagat media sosial usai mengatakan deklarasi koalisi NasDem, Demokrat dan PKS gagal karena bandar belum deal.
Mengutip dari wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, ketiga partai politik itu memberikan jawaban versi mereka dalam menanggapi pernyataan tersebut.
Pihak PKS langsung menegaskan membantah keberadaan bandar besaryang ingin menguasai koalisi perubahan.
Berbeda dengan PKS, Ketua Umum Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh menanggapinnya dengan santai. Paloh mengaku ikut berharap dengan adanya bandar besar dan ingin tahu siapa sosok bandar yang disebutkan.
Baca Juga: Gerindra Tegur Aulia Rachman karena Berfoto dengan Anies Baswedan
“Kita pun juga kepingin (ada bandar). Coba sebutkan kita kepingin, katakan kita kepingin,” ujarnya, Jumat (11/11/2022) dikutip dari wartaekonomi.co.id pada Minggu (13/11/2022).
Menurutnya, si banda harus mau dekat dan bersimpati dengan Partai Nasdem, sehingga partainya itu akan mengorhati bandar tersebut.
“Ini kan pemodal besar nggak ada, pemodal kecil nggak ada,” keluhnya.
Meskipun demikian, Surya Paloh tetap waspada apabila nantinya ternyata si bandar justru malah akan mengacaukan koalisinya dengan Demokrat dengan PKS.
"Heh ini kan segala kemungkinan bisa terjadi. Kalau kita bilang iya, salah. Kita bilang tidak, juga salah. Jadi kita harus waspada. Bahasa Jawa-nya eling dan wospodo,” tutur mantan politisi Golkar itu.
Baca Juga: Tentang JEDA, Sebuah Pameran Seni Rupa yang Digelar 12-30 November 2022
Sementara itu, Demokrat lewat juru bicaranya Herzaky Mahendra menyampaikan dengan tegas tak ada sesosok bandar dalam Koalisi Perubahan.
“Nggak ada urusan dengan bandar. Kan kami bertiga (NasDem, Demokrat, dan PKS) sejajar dan setara,” ungkap Herzaky.
Herzaky membeberkan deklarasi pengusungan Anies Baswedan sedang dipersiapkan. Publik diminta bersabar sambil terus menerus memantau berita soal perkembangan Koalisi Perubahan.
Singgung Bandar
Sebelumnya, deklarasi Koalisi Perubahan yang digagas NasDem-Demokrat-PKS pada 10 November 2022 gagal terealisasi. Deklarasi tersebut menurut pertinggi NasDem kemungkinan bakal mundur hingga akhir tahun.
Pemunduran itu ditenggarai karena PKS masih harus menggelar rapat majelis syuro. Sementara Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harumurti Yudhoyono (AHY) baru pulang ke Indonesia pada 10 November.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menyebutkan bahwa mundurnya deklarasi terkait dengan belum ada kesepakatan bandar.
Fahri menyebutkan untuk memenuhi Presidential Threshold 20 persen, partai bisa bergabung untuk membangun koalisi. Namun keputusan itu tergantung dengan sosok bandar.
"Ya ini maksudnya pembelian tiket itu pengumpulan tiket 20 persen itu bukan kerja Parpol, ini kerja bandar, parpol enggak sanggup, Anies Baswedan enggak sanggup," ungkap Fahri Hamzah dalam perbincangan di Adu Persektif.
"Ini deklarasi tanggal 10 November sudah gagal bos, gara-gara bandar belum sepakat, duit belum terkumpul, 20 persen belum terkumpul ya gagal," imbuhnya.
Lebih lanjut Fahri Hamzah menyebutkan bahwa partai yang cukup terbebas dari bandar adalah PDI Perjuangan.
Pasalnya, PDIP sudah memenuhi ambang batas 20 persen dari presidential threshold dari Pemilu sebelumnya.
"Yang agak bebas dari bandar cuma PDIP. Cuma PDIP enggak punya calon sendiri enggak populer, calonnya enggak dikehendaki, itu kan dilema," kelakar Fahri.