Partai NasDem Galau Level Tinggi, Pencapresan Anies Baswedan Bukan Harga Mati, Sinyal Apa?

Minggu, 13 November 2022 | 15:26 WIB
Partai NasDem Galau Level Tinggi, Pencapresan Anies Baswedan Bukan Harga Mati, Sinyal Apa?
Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Bacapres Anies Baswedan di acara HUT Partai NasDem. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai NasDem di koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo seolah semakin terancam. Ketegangan NasDem ada kaitannya dengan deklarasi Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024 nanti.

Hubungan politik NasDem dengan partai pendukung Jokowi saat ini sedang panas dingin. Bahkan, PDIP secara blak-blakan minta kader NasDem di kabinet Jokowi mengundurkan diri, buntut konsekuensi pendeklarasian Anies.

"Kalau saya bisa katakan dengan istilah anak muda, partai NasDem ini galau, galaunya sudah level 4," kata Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi dikutip dari Kanal Youtube Official iNews pada Minggu, (13/11/2022).

Surya Palon tampak ditolak berpelukan oleh Presiden Jokowi dalam pertemuan bersama Golkar. (Twitter/@ekokunthadi)
Surya Palon tampak ditolak berpelukan oleh Presiden Jokowi dalam pertemuan bersama Golkar. (Twitter/@ekokunthadi)

Di sisi lain, berdasarkan pengamatannya, pasca pencapresan Anies Baswedan yang diusung NasDem, ternyata tidak kunjung mendapatkan calon pengantin pendamping Anies. Koalisi Perubahan bersama calon mitra koalisi dari PKS dan Partai Demokrat batal digelar pada 10 November 2022.

Baca Juga: G20 Sudah Gagal! Sebatas Angkat Citra Jokowi, di Argentina Cuma di Lapangan Terbuka

Masing masing partai koalisi sibuk dengan memperebutkan kursi cawapres. Demokrat harga mati untuk AHY. Sedangkan PKS juga ngotot menyodorkan nama Aher, mantan Gubernur Jawa Barat untuk dipasangkan dengan Anies.

"Saya melihat tidak adanya kata sepakat dari koalisi perubahan," ujar dia.

Kondisi Nasdem sekaran pasca pengusungan Anies, justru tidak mendapat efek ekor jas. Sebab, dia melihat bahwa elektabilitas NasDem malah terbang bebas.

"Beberapa lembaga survei memprediksi NasDem tidak akan lolos parlemen di pemilu 2024. Ini alarm NasDem," tutur dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kanan) saat pengumuman deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2024 di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kanan) saat pengumuman deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2024 di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Terbaru, dalam perkembangannya tersebut, Ari Junaedi melihat bahwa pencapresan Anies bukan harga mati.

Baca Juga: Jokowi Tak Beri Ucapan Di HUT Partai NasDem, PKB: Berprasangka Baik Saja, Presiden Super Sibuk

Tidak hanya dengan Jokowi, ketegangan itu turut berdampak kepada personal Surya Paloh sebagai ketum NasDem, yang terkesan sudah tidak mesra lagi dengan partai politik lain.

Mengenai hal tersebut, dia mendorong NasDem segera melakukan evaluasi, apakah langkah pencapresan Anies memang sesuai dengan strategi atau sebaliknya menjerumuskan NasDem ke jurang.

"Betul juga yang disampaikan Jokowi soal penentuan capres harus dipikirkan matang matang matang," ucapnya.

Ari menambahkan, secara kultural, Jokowi akan mendukung atau mengendorse sosok Ganjar Pranowo yang merupakan kader PDIP. Lalu tidak menutup kemungkinan, Jokowi juga bisa mengestafetkan kekuasaanya kepada Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

Presiden Jokowi tidak mungkin mungkin mengendorse sosok Anies Baswedan, karena perbedaan politik yang sempat terjadi di pilgub DKI saat mendukung Ahok. Belum lagi masa lalu saat Jokowi memberhentikan Anies sebagai Menteri Pendidikan.

"Soalnya inikan menjadi delegasi dari Presiden Jokowi siapa pelanjut tradisi pemerintah yang begitu disukai rakyat," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI