Suara.com - Hasil medis sementara menyatakan tidak ditemukan sisa makanan pada lambung empat jenazah satu keluarga tewas membusuk di sebuah rumah di Komplek Citra Garden Satu Extension, RT. 07 RW. 15 blok AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat.
Keempat jenazah itu diketahui bernama Rudyanto Gunawan (71), K. Margaretha Gunawan (58), Dian (42), dan Budyanto Gunawan.
Terkait hal itu, Wali Kota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko meminta publik tak terjebak dengan narasi bahwa empat warga itu tewas karena kelaparan.
"Terkait dengan adanya stetment seperti itu tentu perlu kami luruskan ya. Kita ini jangan sampai terjebak oleh diksi tentang kelaparan ya. Memang hasil pemeriksaan oleh dokter itu memang, dokter itu di Laboratorim autopsi itu kan memeriksa dalam rangka untuk mengetahui dengan jelas dengan terang apa yang menjadi sebabnya, kan gitu," kata Yani Wahyu di lokasi, Sabtu (12/11/2022).
Baca Juga: Satu Keluarga Tewas Membusuk di Kalideres, Kerabat Ungkap Pekerjaan Korban
Yani juga terus berkomunikasi dengan Polres Metro Jakarta Barat dan Polsek Kalideres yang menyelidiki kasus ini. Dia juga mendapat kabar bahwa tidak ditemukan bahan-bahan pangan di lokasi kejadian.
"Tapi bukan berarti yang bersangkutan tidak memiliki pangan. Karena sebelahnya juga tetangganya jualan dan rumahnya juga kita lihat seperti ini ya," sambung dia.
Terkait hal itu, Yani menekankan soal sosialiasi antarwarga yang semestinya dibangun. Dia pun berharap agar interaksi sesama warga terus dipupuk guna menghindari hal-hal semacam ini terulang di kemudian hari.
"Karena itu penting sekali interaksi sosial ini di lingkungan masyarakat. Apalagi minimal interaksi sosial itu pada tetangga terdekat. Agama saja kan juga menekankan pentingnya silaturahmi. Oleh karena itu saya mengharapkan tentunya bahwa peran RT, RW, Jumantik, Dasawisma ini sangat penting, sangat vital sebetulnya," tegas dia.
Penyebab Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Baca Juga: Satu Keluarga Tewas di Kalideres Tidak Meninggal Bersamaan, Pertama Bapak, Kemudian...
Hal senada juga disampaikan oleh Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar. Menurut dia, hasil pemeriksaan medis sementara itu belum bisa menentukan penyebab kematian.
"Kemarin yang disampaikan bahwa tidak ditemukan sisa atau bekas makanan di lambung, itu keterangan sementara, belum tentu menjadi penyebab kematian. Menurut dokter, bahwa jenazah yang dilakukan pemeriksaan dalam keadaan begitu memang," papar Syafri di Mapolsek Kalideres.
Syafri juga meluruskan anggapan yang menyebut keempat korban bisa tewas kelaparan, padahal tinggal di pemukiman. Pasalnya, keluarga Rudyanto tertutup di lingkungan tempat tinggalnya.
"Karena kelaparannya bukan berarti tidak ada makanan, tapi keluarga itu tertutup sehingga tidak ada yang tahu kalau dia kekurangan makanan," beber dia.
Dikenal Tertutup
Sebelum tewas, keluarga Rudyanto sempat berkomunikasi dengan Ketua RT setempat, Asiung. Dalam kesehariannya, anggota keluarga tersebut dikenal tertutup atau introvert.
"Terakhir, saya ketemu anak sama ibunya tiga bulan yang lalu," kata Asiung, di lokasi, Jumat (11/11/2022) kemarin.
Dalam kesehariannya, keluarga Rudyanto jarang bersosialisasi dan hanya keluar-masuk menggunakan kendaraan bermotor.
"Jarang berjalan kaki. Pagi biasanya keluar buat ke pasar. Terakhir tiga bulan yang lalu saya lihat," tambahnya.
Meski jarang bertemu, Asiung mengatakan komunikasi dengan Dian, tetap berjalan. Terlebih saat pihak PLN hendak memutus aliran listrik rumah tersebut. Karena diketahui mereka menunggak biaya selama tiga bulan.
Hingga akhirnya, pada Rabu (9/11/2022) atau sehari sebelum keempat jenazah satu keluarga tewas itu ditemukan, petugas PLN datang untuk memutus aliran listrik kediaman Rudyanto.
Asiung menyebut, petugas PLN sempat mengetuk pintu rumah itu. Namun tidak ada jawaban. Petugas terpaksa memutus aliran listrik rumah Rudyanto dari lantai 2 dengan memanjat loteng.
"Tidak bisa masuk karena ini digembok (gerbangnya). Itu tanggal 9 belum dirusak," katanya.
Sehari kemudian, barulah Asiung dengan didampingi warga lainnya, membuka paksa rumah Rudyanto lantaran aroma busuk sangat menyeruak.
Saat membuka pagar rumah, Asiung menuturkan, dirinya terpaksa merusak gembok pagar yang terkunci dari dalam.
"Saya bongkar pakai linggis itu gemboknya. Kondisi gelap karena sudah gak ada listrik," katanya.
Asiung sempat menelepon pihak PLN untuk meminta agar listrik dialiri dulu ke rumah tersebut. Namun petugas PLN menyebut jika permintaan tersebut harus atas persetujuan manajemen.
Akhirnya dalam kondisi gelap-gelapan, Asiung masuk ke dalam pelataran rumah. Denggan menggunakan penerangan seadanya, ia mencungkil jendela yang ada di samping pintu utama.
Setelahnya, Asiung menyingkap gorden. Ia mengaku kaget bukan kepalang lantaran menemukan sesosok jenazah yang sedang duduk diatas ubin.
Ia memutuskan untuk menelepon Polsek Kalideres. Petugas pun datang. Saat itu petugas membuka paksa pintu utama.
"Begitu buka pintu di ruang tengah ada dua, wanita. Satu di ruang tamu jenis kelamin pria, belakang lagi, pria ya," kata Asiung.