Suara.com - Vatikan akan memulai penyelidikan awal atas kasus pelecehan seksual setelah seorang kardinal Prancis mengaku dirinya telah berperilaku "tercela" terhadap seorang gadis berusia 14 tahun pada 35 tahun yang lalu.
Seperti dilaporkan Euronews, juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, mengatakan pada Jumat (11/11) bahwa pihaknya telah mulai mencari penyelidik utama “dengan otonomi, ketidakberpihakan, dan pengalaman yang diperlukan” untuk memimpin penyelidikan terhadap kasus ini.
Sebelumnya, Kardinal Jean-Pierre Ricard mengakui perbuatannya pada Senin (7/11), melalui sebuah pernyataan yang dibacakan dalam Konferensi Uskup Prancis di Lourdes.
"Tiga puluh lima tahun yang lalu, ketika saya menjadi pastor paroki, saya melakukan perilaku tercela terhadap seorang gadis berusia 14 tahun. Perilaku saya menyebabkan konsekuensi serius dan berkepanjangan bagi orang itu," tulis Ricard dalam pernyataannya.
Ia menambahkan bahwa dirinya telah meminta "pengampunan" kepada korban.
Ricard merupakan Uskup Coutances, Montpellier, dan Bordeaux antara tahun 2001 dan 2019, dan ia mengakui pelecehan seksual itu dilakukan pada saat dirinya menjadi pastor paroki, lebih dari 30 tahun yang lalu.
Keputusan Vatikan untuk memulai penyelidikannya sendiri sementara penyelidikan kriminal Prancis masih berlangsung dianggap tidak biasa dan menunjukkan betapa peristiwa ini dianggap sangat serius.
Ricard sendiri merupakan anggota berpangkat tinggi di beberapa kantor penting Vatikan.
Salah satu yang paling penting adalah perannya sebagai anggota pemungutan suara di Dikasteri bagi Doktrin Iman, yang berarti ia telah terlibat untuk mengadili kasus-kasus pelecehan seksual pendeta lainnya selama bertahun-tahun.
Belum ada konfirmasi mengenai apakah ia akan diskors atau dikeluarkan dari jabatan-jabatannya.
Ricard juga mengatakan dalam suratnya bahwa ia akan mengikuti keputusan gereja dan otoritas sipil.