Suara.com - Beberapa minggu terakhir ini, subvarian baru Covid-19 Omicron XBB telah mendominasi di Indonesia, sebagaimana telah diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Lantas apa itu Omicron XBB dan gejalanya?
Penularan XBB dinilai lebih cepat dengan puncak kasus yang diperkirakan setara dengan varian BA.4 dan BA.5 yang menyebar pada bulan Juli hingga Agustus 2022 lalu.
Disebutkan pula bahwa XBB memiliki penyebaran yang cepat terlihat dari kasus di Singapura. Akan tetapi, penurunannya juga terjadi lebih cepat.
Kasus Covid-19 di Indonesia memang kembali melonjak cukup drastis. Dilansir dari berbagai sumber, per Senin (6/11/2022), total kasus baru mencapai 3.662 termasuk 22 pasien yang meninggal dunia. Sejauh ini, subvarian Omicron XBB lah yang ditengarai menjadi penyebabnya.
Akibat lonjakan kasus Covid-19 tersebut, pemerintah lantas kembali memperpanjang masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali selama dua pekan, mulai tanggal 8 November hingga 21 November mendatang.
Selain itu, pemerintah juga telah memperpanjang PPKM luar Jawa-Bali selama satu bulan ke depan, terhitung sejak tanggal 8 November hingga 5 Desember 2022 mendatang. Keputusan tersebut dituangkan di dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) 47/2022 dan Inmendagri 48/2022.
Lantas, apa itu Omicron XBB dan bagaimana gejalanya?
Apa Itu Omicron XBB dan Gejalanya
XBB adalah strain yang memiliki galur rekombinan BA. 2.75 dan BA. 2.10.1, sebagaimana dikutip dari Times of India. Pimpinan Teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove menyebutkan bahwa strain rekombinan ini memiliki kemampuan pertumbuhan yang signifikan. Hanya saja, tingkat keparahan infeksi tidak ada perubahan signifikan dari varian-varian lainnya.
Baca Juga: Waspada, Satu Kasus Omicron XBB Ditemukan di Kepri
Sementara itu dikutip dari YahooNews, varian ini banyak menyebar di Asia Tenggara. Secara global, virus yang satu ini telah terdeteksi di 26 negara dengan sejumlah kasus kecil terdeteksi di Inggris.