Suara.com - Universitas Cornell di Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka melarang diadakannya pesta fraternity (organisasi persaudaraan) setelah muncul laporan bahwa seorang mahasiswa mengalami penyerangan seksual di kediaman yang terletak luar kampus.
Presiden kampus, Martha E. Pollack, dan wakil presiden badan mahasiswa dan kampus, Ryan Lombardi, mengumumkan pelarangan itu pada Senin (7/11) melalui sebuah surat yang ditujukan kepada para mahasiswa, ungkap ABC News.
Selain itu, para pemimpin di Dewan Antar Persaudaraan (IFC), yang mengatur berbagai fraternity yang ada di kampus, memutuskan untuk menangguhkan organisasi-organisasi ini pada Minggu setelah mengadakan pertemuan darurat.
Pada Jumat lalu, Polisi Universitas Cornell mengeluarkan peringatan kejahatan yang mengatakan bahwa terdapat empat insiden antara tanggal 24 September dan 3 November, di mana para mahasiswa melaporkan mereka merasa lemas dan “sangat mabuk” setelah meminum alkohol dalam jumlah sedikit (dan juga tidak minum alkohol sama sekali) ketika berada di pesta frat.
"Para pemimpin fraternity akan menggunakan waktu ini untuk menerapkan rencana kesehatan dan keselamatan yang lebih kuat," tulis Pollack dan Lombardi.
"Tidak ada acara sosial yang berafiliasi dengan IFC yang akan dilanjutkan sampai pemimpin mahasiswa dan staf Cornell yakin bahwa kegiatan tersebut dapat berlangsung secara bertanggung jawab dan aman."
Menurut polisi Cornell, dalam peringatan kejahatan kedua, seseorang melaporkan bahwa ia mengalami penyerangan seksual pada Minggu di sebuah lokasi di luar kampus.
Departemen Kepolisian Ithaca disebut tengah menyelidiki insiden tersebut.