Suara.com - Perdana Menteri Kanada menuduh China berusaha ikut campur dalam pemilihan di negara itu melalui “permainan agresif” melawan demokrasi.
PM Justin Trudeau melempar tuduhan bahwa China secara khusus menarget institusi pemerintahan di Kanada pada Senin (7/11), sebut BBC.
"Kami telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk memperkuat integritas proses pemilihan dan sistem yang kami miliki, dan akan terus berkomitmen untuk melawan campur tangan dalam pemilihan, melawan campur tangan asing terhadap demokrasi dan institusi [Kanada]," ujar Trudeau.
“Sayangnya, kami melihat berbagai negara [dan] tokoh-tokoh kenegaraan dari seluruh dunia, baik itu China atau yang lainnya, terus memainkan permainan agresif dengan institusi dan demokrasi kami,” tambahnya.
Pernyataan ini muncul usai adanya laporan dari media lokal bahwa intelijen Kanada berhasil mengidentifikasi "jaringan rahasia" dari kandidat-kandidat yang mendapat dukungan Beijing pada pemilihan.
Beberapa pejabat di Kanada disebut-sebut melaporkan kepada Trudeau bahwa setidaknya terdapat 11 kandidat yang didukung oleh China dalam pemilihan federal 2019 lalu.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan China tidak tertarik untuk ikut campur dalam proses pemilihan di Kanada.
"Hubungan antar negara hanya dapat dibangun di atas rasa saling menghormati, kesetaraan, dan saling menguntungkan," katanya. "Kanada harus berhenti membuat pernyataan yang dapat merusak hubungan China-Kanada," tambahnya.
Menurut kantor berita di Kanada, Global News, seorang pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Beijing telah mengalirkan dana untuk beberapa kandidat dan bahwa pihak-pihak asal China telah mengambil peran sebagai penasihat kampanye untuk banyak kandidat.
Operasi tersebut, yang kabarnya dipimpin oleh kantor konsulat China di Toronto, juga berusaha menempatkan anggota di dalam kantor anggota parlemen terpilih guna memengaruhi kebijakan, kata outlet tersebut.