Bongkar Ekspresi Ferdy Sambo usai Yosua Tewas Dieksekusi, Adzan Romer: Mukanya Marah Terus Sedih

Selasa, 08 November 2022 | 16:18 WIB
Bongkar Ekspresi Ferdy Sambo usai Yosua Tewas Dieksekusi, Adzan Romer: Mukanya Marah Terus Sedih
Bongkar Ekspresi Ferdy Sambo usai Yosua Tewas Dieksekusi, Adzan Romer: Mukanya Marah Terus Sedih. [ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Eks ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer mengungkap mimik muka atasannya usai Brigadir Yosua dieksekusi di Rumah Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022.

Keterangan itu disampaikan Romer saat bersaksi di persidangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).

Momennya, saat Romer dicecar penasihat hukum Ferdy Sambo mengenai bagaimana raut muka kliennya seusai Brigadir Yosua tewas. Romer mengungkapkan, kala itu Sambo tampak dengan raut wajah marah.

"Bagaimana wajah Pak FS waktu penembakkan itu?," tanya penasihat huku..

Baca Juga: Buktikan Tak Ada Keributan di Magelang, Febri Izin ke Hakim Putar Video Ultah Pernikahan Sambo-Putri di Sidang

"Marah pak," ujar Romer.

Penasihat hukum Sambo kemudian bertanya lebih lanjut suasana saat itu. Romer menyebut Sambo juga menampilkan raut muka sedih.

"Marah dengan muka marah, terus sedih," ujar Romer.

Lebih lanjut, penasihat hukum Sambo juga menanyakan bagaimana raut muka kliennya saat mengatakan kalimat 'Kalau ini terjadi dengan kalian bagaimana?' kepada seluruh ajudannya saat itu.

Romer menjawab, Sambo memasang wajah sedih. "Raut wajahnya kayak sedih pak," papar dia.

Baca Juga: Tepat di Anniversary Pernikahan Sambo-Putri, Terungkap Cerita Yosua Jenuh jadi Ajudan dan Ingin Cari Cewek Baru

Dengar Bunyi Tembakan 3 Kali

Sebelumnya, Adzan Romer mengaku sempat mengira rumah atasannya ditembaki sewaktu Brigadir Yosua dieksekusi pada 8 Juli 2022.

 Adzan Romer, eks ajudan Ferdy Sambo (Youtube/ KOMPASTV).
Adzan Romer, eks ajudan Ferdy Sambo (Youtube/ KOMPASTV).

"Saya pikir tembakan dari arah depan, jadi saya pikir rumah kita ini ditembakin dari depan," ujar Romer kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Romer mengira suara tembakan yang ia dengar saat itu berasal dari luar rumah. Dengar cekatan, Romer yang saat itu berada di garasi rumah langsung berlari ke depan.

"Karena suaranya seperti dari depan, suaranya di pojok depan. Makanya saya cari bunyi tembakan. Jadinya saya lari ke depan," papar Romer.

Jaksa kemudian mencecar romer berapa kali ia mendengar suara tembakan itu. Romer mengaku kala itu dia mendengar sebenyak tiga kali letupan senjata.

"Yang pertama saya dengar tiga. Dum dum dum," ucapnya.

Dengar Putri Nangis

Adzan Romer sebelumnya juga mengaku sempat mendengar Putri Candrawathi menangis di dalam kamar seusai Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat tewas ditembak di rumah dinas Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. 

Romer mengungkap hal tersebut saat bersaksi di sidang Ferdy Sambo dan Putri selaku terdakwa pembunuhan berencana Yosua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Romer mengaku ketika itu masuk ke dalam rumah dan melihat Yosua bersimbah darah dalam posisi tertelungkup di dekat tangga. 

"Dimana posisi terdakwa Putri Candrawathi saat saudara masuk?," tanya majelis hakim Wahyu Iman Santosa kepada Romer di ruang sidang.

"Seingat saya di kamar," jawab Romer. 

"Tahu dari mana saudara kalau dia ada kamar?" tanya hakim Wahyu. 

"Dengar suara ibu menangis yang mulia," jawabnya.

"Keras suaranya?" hakim Wahyu menegaskan. 

"Menurut saya nangis biasa yang mulia, saya dengar sampai depan pintu yang mulia," jelas Romer.

"Kalau sausara dengar, ya berarti kamar terbuka apa tertutup?," cecar hakim Wahyu. 

"Terbuka yang mulia," ungkap Romer.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI