Suara.com - Pengamat politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menilai jika agenda KIB dalam mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) tidak bisa tercapai, maka kemungkinan KIB akan berpindah haluan mendukung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua PAN Zulkifli Hasan maju dalam Pilpres 2024.
Hal ini menilik dari dinamika politik yang ada di internal PDI Perjuangan yang hingga kini belum mendeklarasikan siapa nama yang akan dimajukan dalam kontestasi politik mendatang.
Bukan tanpa sebab, menurut Ahmad, kemungkinan KIB mendukung Airlangga-Zulkifli dilakukan untuk menyelamatkan KIB agar tetap bisa survive.
"Jika dalam waktu dekat memang tidak terjadi keputusan yang diharapkan. Maka besar kemungkinan ada juga narasi tentang pengusungan capres Pak Airlangga," tutur Ahmad saat menjadi narasumber dalam acara Metro Pagi Primetime yang tayang di kanal YouTube metrotvnews pada Selasa (8/11/22).
Baca Juga: Bukan Serta Merta Dukungan, Pernyataan Jokowi ke Prabowo Dinilai Hanya Gurauan Semata
Menurut Ahmad, Airlangga-Zulkifli dapat memberikan coattail effect kepada KIB sehingga paling tidak pasangan yang diusung oleh KIB bisa masuk ke putaran kedua Pemilu.
"KIB sendiri mungkin akan mencoba tetap survive dengan tetap mencoba mendapatkan coattail effect dengan mengusung misalnya Pak Airlangga dengan Pak Zulkifli Hasan," kata Ahmad.
"Tetapi targetnya adalah untuk mampu masuk di putaran kedua," imbuhnya.
Dalam dialognya, Ahmad juga turut menyinggung jika hingga kini KIB masih tersandera dengan PDI Perjuangan. Akibatnya, KIB belum bisa mendeklarasikan siapa calon yang akan diusung dalam pesta demokrasi mendatang.
"KIB sendiri per hari ini masih tersandera oleh keputusan dari partai yang menjadi jangkar dari apa yang diinginkan oleh mereka," ujarnya.
Padahal sejak awal, KIB sengaja digunakan sebagai gerbong politik untuk mendukung Ganjar sebagai calon presiden 2024.
"Sejak awal memang KIB adalah sebuah gerbong politik yang dipersiapkan untuk menjadi sekoci bagi Ganjar Pranowo dan operasi politik," imbuhnya.