Dokter Ngabila Salama, Kepala Seksi Surveilens, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, menyatakan, pihaknya mendukung penuh upaya investigasi yang dilakukan sesuai Surat Edaran Kementerian Kesehatan. Kegiatan ini merupakan bagian dari pencegahan dan mitigasi risiko untuk mencegah penambahan kasus lebih lanjut.
“Kami juga mengimbau masyarakat agar tidak panik, tetapi lebih waspada. Terus memakai masker untuk mencegah infeksi menular melalui udara dan saluran pencernaan, menjaga jarak, mencuci tangan, menjaga kebersihan diri, menjaga ventilasi udara tetap baik, serta menjaga kebersihan lingkungan,” katanya, Senin (7/11).
Ngabila menerangkan, jika anak sakit, terutama bergejala demam, diare/muntah, nyeri perut, serta batuk/pilek, segera datang ke puskesmas kecamatan di DKI Jakarta untuk dilakukan tatalaksana awal keluhan. Jika keluhan tidak membaik dalam 2-3 hari, harap kembali berobat ke puskesmas untuk dilakukan deteksi dini gangguan ginjal akut atipikal, dengan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah, urine, dan pemeriksaan lain untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi Covid-19, demam berdarah, typhoid, dan leptospirosis.
“Deteksi dini adalah kunci mencegah keparahan dari penyakit ini. Puskesmas di DKI Jakarta juga akan mempersiapkan rujukan ke rumah sakit jika diperlukan. Mengenai penggunaan obat, orang tua harus berkonsultasi dengan ahlinya, seperti dengan tenaga kesehatan,” jelasnya.
Sebaiknya, sebelum mengonsumsi obat penurun panas, orang tua bisa menggunakan kompres air hangat untuk menurunkan demam. Tatalaksana awal yang dapat dilakukan orang tua di rumah dengan memberikan kebutuhan cairan yang cukup, terapkan pola hidup sehat, konsumsi makanan lengkap dengan gizi seimbang, dan hindari konsumsi obat-obatan keras terbatas tanpa resep dokter.
Ngabila menambahkan, orang tua harus mulai waspada, jika anak mengalami penurunan jumlah urin atau bahkan tidak ada urin (anuria), badan membengkak, penurunan kesadaran, serta sesak nafas yang merupakan tanda kedaruratan.
“Kalau gejala ini muncul, segera datang ke rumah sakit terdekat, untuk diberikan pengobatan lebih lanjut dalam waktu kurang dari 12 jam,” ungkapnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta hingga 24 Oktober 2022, ada 90 kasus yang dilaporkan sejak Januari 2022. Sebaran per bulannya adalah sebagai berikut: Januari 3 kasus, Februari 0 kasus, Maret 2 kasus, April 1 kasus, Mei 3 kasus, Juni 2 kasus, Juli 4 kasus, Agustus 12 kasus, September 28 kasus, dan Oktober 34 kasus.
Karakteristik 90 kasus yang ditemukan yaitu 80% mengenai balita, 54% meninggal dunia, 64% pada laki-laki, 62% berdomisili di Jakarta (54 kasus), 14% di Banten, 22% di Jawa Barat, serta 2% berdomisili di luar Jadebotabek.
“Jangan panik, tetap waspada. Yang utama cegah sakit, baik itu penyakit menular melalui pernapasan dan pencernaan. Cegah keparahan dengan deteksi dini. Datang ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat jika sedang sakit. Ikuti anjuran pemerintah dan temukan informasi dari kanal resmi serta terpercaya untuk menghindari hoaks,” pungkas Ngabila.