Suara.com - Eks ajudan Ferdy Sambo, Daden Miftahul Haq tidak menjawab Majelis Hakim secara lugas saat persidangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).
Tindakan Daden itu lantas diganjar teguran oleh Ketua Majelis Hakim Wahyu Imam Santosa. Kala itu, Daden dicecar mengenai kapan tepatnya ia mengetahui Brigadir Yosua tewas.
Daden mengaku mengetahui Yosua tewas pada 9 Juli 2022 sewaktu Salat Subuh.
"Kapan Saudara tahu korban meninggal?" tanya Hakim Wahyu.
"Setelah itu, baru diceritakan Romer, ada kejadian di rumah, Yosua meninggal. Tapi pas meninggal ini saya tau subuh," jawab Daden.
Hakim merasa kesaksian Daden berbeda dengan saksi yang lainnya. Namun begitu, Daden tetap bersikukuh jika ia baru mengetahui insiden kematian Yosua pada keesokan harinya.
"Keterangan saudara beda dengan yang lain, mana yang benar?" tanya hakim.
"Seingat saya itu," jawab Daden.
Setelah itu, Hakim Wahyu mencecar Daden perihal kesaksian adik Yosua Mahareza Rizky yang mengaku digeledah Daden.
Daden pun langsung menepis jika dirinya sudah menggeledah Reza saat itu.
"Reza tiga kali diperiksa, Reza bilang digeledah, saudara kemarin katakan tidak geledah cuma pegang aja. Tapi Reza bilang saya digeledah apakah saya bawa senpi atau tidak," timpal hakim.
"Siap. Saya tidak menggeledah. Saya dengar keterangan Reza, saya nggak geledah sama sekali. Saya hanya katakan kalau pakai pakaian preman itu tidak pas ke Biro Provos. Saya katakan yang sebenarnya, tidak ada penggeledahan sama sekali," ujar Daden.
Hakim Wahyu kemudian menegur Daden agar berkata jujur dalam persidangan. Hakim tampak merasa ragu terharap kesaksian yang disampaikan Daden.
"Kalau kami simpulkan saudara sudah tahu kalau Yosua meninggal saat telepon Reza. Mana yang benar? Saudara sudah disumpah!" tutur hakim.
"Siap saya berkata jujur yang mulia," kata Daden.
Cerita Daden soal Yosua Minta Cari Pacar
Dalam sidang, Daden sempat jika Brigadir Yosua sempat merasa jenuh bekerja sebagai ajudan Ferdy Sambo.
Momen itu disebut Daden terjadi pada tanggal 6 Juli 2022 di Magelang, tepat dua hari sebelum Yosua meregang nyawa di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Saat itu, Daden dan Yosua sedang mengambil kue untuk merayakan ulang tahun pernikahan Sambo dan Putri pada 7 Juli 2022. Dalam perjalanan menggunakan mobil, Yosua mengaku jenuh dengan pekerjaannya saat itu.
"Di perjalanan kita bincang-bincang. Kalau tidak salah seperti ini 'Lek kau punya rasa jenuh nggak?'. Saya nggak terlalu gubris. Kemudian, seperempat jalan 'Ada nggak sih rasa jenuh?' Kalau tidak salah saya jawab, 'Kalau namanya bekerja pasti ada rasa jenuh.' Cuma saat itu saya sampaikan harus pintar menyiasatinya," ujar Daden dalam persidangan.
Obrolan antara dua ajudan Sambo itu pun semakin serius. Yosua berkata kepada Daden, perihal resolusi dalam hidupnya. Ketika itu, Yosua menyenggol tangan Daden hingga ponsel milik Daden terjatuh.
"Terus saya ingat betul yang mulia. Ketika saya sampaikan, 'Intinya kita harus punya resolusi.' Saat bicara resolusi itu yang mulia, dia menepok tangan saya, sampai HP saya jatuh ke kaki," ucap Daden.
"Kalau tidak salah, beliau sampaikan seperti ini 'Nah itu dia, gue enggak punya resolusi Lek'," ujar Daden sembari menirukan ucapan Yosua.
Daden pun menyarankan Yosua untuk segera menikahi kekasihnya Vera Simajuntak yang ada di Jambi. Tak disangka-sangka, Yosua jutsru menolak hal itu dan minta dicarikan pacar oleh Daden.
"Kemudian saya bilang 'Makanya kamu nikah.' Dia jawab 'Kenapa?' karena kalau kita melayami pimpinan, fokus kita, konsentrasi kita ada pimpinan, tetapi pada diri sendiri kita harus ada yang memikirkan," ungkap Daden.
"Kemudian Josua menjawab kalah tidak salah, 'Nikah sama siapa.' Kemudian saya jawab karena saya tahu dulu pernah cerita punya kekasih, 'Yang bidan itu Lek' kemudian dia jawab 'Nggak lah', terus dia sampaikan 'Makanya lah kau carikan aku cewek'," imbuhnya.