Kriteria Capres Jokowi Harus Paham Ekonomi, Dokter Tifa: Ternyata Beliau Dukung Anies Baswedan

Selasa, 08 November 2022 | 12:39 WIB
Kriteria Capres Jokowi Harus Paham Ekonomi, Dokter Tifa: Ternyata Beliau Dukung Anies Baswedan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemberian gelar pahlawan yang udah diberikan negara ke Soekarno dianggap sah, Senin (7/11/2022). (YouTube Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Jokowi menginginkan sosok capres dan cawapres 2024 nanti, merupakan sosok yang menguasai persoalan ekonomi makro dan mikro.

Jokowi memperkirakan masalah yang akan dihadapi Indonesia lebih sulit, khususnya soal kondisi sosial ekonomi Indonesia.

Aktivis Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa menanggapi kriteria Presiden Jokowi tersebut. 

Cuitan Dokter Tifa di Twitter (Twitter/ @DokterTifa).
Cuitan Dokter Tifa di Twitter (Twitter/ @DokterTifa).

"Saya sangat setuju pendapat Pak Jokowi!. Presiden 2024 harus Cerdas! Paham Ekonomi Makro dan Mikro!" katanya dikutip dari akun Twitternya @DokterTifa pada Selasa, (7/11/2022).

Baca Juga: Sesumbar Elite Gerindra Usai 2 Kali Jokowi Nyatakan Dukung Prabowo: Figur Tepat Pemegang Tongkat Estafet Kepemimpinan

Menurutnya, ciri-ciri tersebut sesuai dengan kriteria yang ada pada diri eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Mantan Menteri Pendidikan itu merupakan Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Master Kebijakan Ekonomi. 

"Jadi ternyata beliau mendukung Anies Baswedan, SE, MPP, PhD, Horeee," tuturnya.

Sementara itu, analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto, menilai, Jokowi tengah membicarakan mengenai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam pernyataannya tersebut.

Dari tiga figur yang menonjol yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Ganjar lebih menonjol sebagai sosok yang masuk kriteria pengganti Jokowi, kenapa?.

Baca Juga: Blak-blakan Sebut Giliran Jatah Prabowo, Gerindra: Semoga Pernyataan Pak Jokowi jadi Kenyataan di 2024

Ia menjelaskan alasan pertama dalam aspek ‘jam terbang tinggi’, menurutnya, Ganjar sudah melanglang buana dan memiliki pengalaman yang mumpuni untuk bekerja dalam pemerintahan. Terlebih lagi, Ganjar sudah dua periode memimpin Jawa Tengah.

Kedua, publik cenderung memakai personifikasi atau perbandingan antara figur dalam konteks model komunikasi politik. 

Kata Arif, ada kemiripan antara komunikasi politik yang dilakukan Jokowi dan Ganjar, meskipun tidak serupa.

"Yang dipersonifikasi sebagai (Jokowi-Ganjar) cenderung egaliter yaitu image ya. Saya tidak mengatakan itu sungguh-sungguh ya. Political images kan sebagai buku tanda bagi politikus," ucapnya. 

Selain itu, Arif mengatakan Jokowi dan Ganjar memiliki sejumlah persamaan. Yakni pandangan mengenai pembangunan ekonomi dan latar belakang partai yaitu PDI Perjuangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI