Suara.com - Partai Demokrat menanggapi santai ihwal godaan yang datang untuk PKS agar berpaling dari Koalisi Perubahan bersama NasDem. Menurut Demokrat godaan itu menandakan adanya upaya gangguan dari pihak lain.
Diketahui, NasDem, PKS, dan Demokrat memang sedang melakukan penjajakan koalisi. Calon presiden juga sudah diketahui, yakni Anies Baswedan yang diusung NasDem lebih dulu.
"Tak heran kalau ada pihak yang khawatir dan mungkin saja berupaya untuk mengganggu. Entah dengan isu, godaan, bahkan ancaman misalnya. Yang penting, kitanya sendiri seperti apa," kata Kepala Bakomstra Demokrat Herzaky Mahendra Putra, Selasa (8/11/2022).
Herzaky mengklaim koalisi yang dijajaki tiga partai makin ke sini kian solid. Terkait godaan-godaan untuk membubarkan koalisi, justru dianggap Demokrat menjadi tanda pilihan mereka sudah tepat.
"Namanya isu atau godaan makin ke sini memang makin sering muncul. Menunjukkan langkah kami bertiga sudah tepat berkolaborasi bersama. Koalisi Perubahan ini kan berjuang untuk rakyat, dan banyak mendapat dukungan masyarakat di mana-mana," kata Herzaky.
Yakin PKS Tidak Angkat Kaki
NasDem tidak khawatir salah satu partai yang sedang dijajaki untuk berkoalisi, yakni PKS akan berpaling ke koalisi Gerindra dan PKB. Mengingat koalisi tersebut sudah terang-terangan mengajak dan mengharapkan PKS bergabung.
Ketua DPP NasDem Willy Aditya memandang wajar apabila dalam proses penjajakan, banyak godaan dari berbagai pihak. Ia menganalogikan sebagai sepasang kekasih yang hendak menikah.
"Ya kalau goda menggoda sebelum janur kuning ada kan, ya kedipan mata, rayuan, gombalan, itu wajar saja. Tapi selama ini kami sangat mesra dan kami pacaran di depan orang tua, ya selama ini sangat confidence lah kami ya," tutur Willy di Jakarta dikutip Senin (7/11/2022).
Baca Juga: Ganjar Pranowo Jadi Favorit Setengah Pemilih dari PKB, Politisi PDIP: Nanti Beda Lagi
Willy menekankan penjajakan koalisi yang sedang dilakukan antara NasDem, PKS, dan Demokrat berjalan tanpa paksaan dan bersifat equal partnership. Semua sama rata serta tidak ada yang mendominasi.
"Tidak ada tuan, majikan, tidak ada anak buah, tapi semua sama. Semua 50-an kursi, NasDem 59, Demokrat 54, PKS 52. Jdi semua hampir sama," kata Willy.
Ia berpanndangan adanya godaan dari kanan dan kiri terhadap proses penjajakan yang sedang berlangsung, justru menjadi faktor yang bisa lebih membuat solid NasDem, PKS, Demokrat. Karena itu, NasDem berkeyakinan, PKS tidak akan angkat kaki dari penjajakan koalisi.
"Insyaallah kalau melihat proses perjalanan sejauh ini, kami apik-apiksaja. Semakin mesra," kata Willy.
Ngarep PKS Gabung
Sebelumnya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar berharap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dapat bergabung bersama di koalisi PKB dan Gerindra.
Hal itu Muhaimin sampaikan menjawab pertanyaan apakah ke depan akan ada partai lain bergabung koalisi PKB-Gerindra. Meski menjawab belum, Muhaimin menyampaikan keinginannya agar PKS bisa bergabung.
"Belum tahu, terus kita pendekatan. Saya berharap PKS bisa masuk," kata Muhaimin.
Diakui Muhaimin atau Cak Imin, koalisi PKB-Gerindra saat ini memang masih terbuka. Bahkan kedua partai sama-sama intens melakukan komunikasi politik dengan partai lain.
Dengan demikian diharapkan, lobi-lobi tersebut dapat bisa menambah anggota baru di koalisi.
"Terus, terus. Kita terus melakukan lobi-lobi dengan partai lain supaya anggota koalisi kita semakin banyak," kata Muhaimin.