Suara.com - Pentolan Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin mengungkap pernyataan kontroversial mengenai siapa yang bisa menjadi presiden Indonesia. Menurutnya, negara dengan mayoritas umat muslim haram menjadikan wanita sebagai pemimpin.
Mengutip Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Novel mengatakan bahwa seorang perempuan menjadi presiden di negara dengan mayoritas umat Islam adalah haram. Tak terkecuali di Indonesia.
"Dalam hukum Islam dan mayoritas ulama berpendapat bahwa negara yang mayoritasnya Islam jelas haram menjadikan wanita sebagai presiden seperti di Indonesia," ucap Novel Bamukmin dalam pesan tertulisnya.
Novel melanjutkan jika sebenarnya Indonesia sekarang ini tidak sedang terjadi kelangkaan jumlah pria. Karena itu, ia menyebut tidak boleh seorang perempuan 'mengimami' sebuah negara.
Baca Juga: 4 Sikap Wanita yang Tidak Disukai Pria, Nomor 2 Sering Banget Terjadi!
"Sangat jauh saat ini, Indonesia tidak dalam keadaan darurat kepemimpinan pria," ujar Novel.
Novel juga menyebut jika seorang perempuan diizinkan menjadi presiden, maka hal tersebut merupakan buah hasil infiltrasi kaum sekuler.
"Memang menggaungkan wacana presiden wanita sudah pasti itu kepentingan kaum sekuler dan paham sekuler ini sangat ditolak dalam Islam," tegas Novel.
"Mayoritas ulama Indonesia pun menolak sampai keluar Fatwa MUI No 7 tahun 2005 bahwa paham sekularisme adalah haram," sambungnya.
Dalam kesempatan ini, Novel juga mengomentari terkait wacara Puan Maharani jadi capres 2024. Ia menilai tak cuma masalah gender, namun Ketua DPR tersebut dinilai tidak akan cakap menjadi seorang pemimpin.
Baca Juga: Jokowi Dukung Parbowo di Pilpres 2024, Abu Janda Akan Berikan Uang Rp 50 Juta Jika ....
"Saat ini, lagi ramai ingin memajukan capres perempuan oleh PDIP yaitu Puan Maharani benar-benar hal yang sangat memprihatinkan dari segala sisi karena boleh dikatakan ia adalah wanita yang sangat keterbelakangan intelektualnya," ucapnya.
Novel juga turut menyinggung sejarah di mana Indonesia pernah dipimpin seorang presiden perempuan. Pengalaman tersebut, lanjut Novel, menjadi bukti jika Indonesia pernah gagal saat dipimpin seorang perempuan.
"Indonesia pernah dipimpin oleh seorang perempuan yang mana hasilnya sangat terlihat jauh daripada dibanding presiden yang pria, hasil aset negara banyak dijual ke orang asing," pungkasnya.